Seorang Majelis Gereja Tewas Saat Evakuasi Korban Penembakan di Nduga

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 10 Desember 2018 | 10:57 WIB
Seorang Majelis Gereja Tewas Saat Evakuasi Korban Penembakan di Nduga
Titik lokasi insiden penembakan di Trans Papua oleh kelompok bersenjata di Kabupaten Nduga, Papua. (Foto: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yulianus Tabuni, warga Mbua, Kabupaten Nduga, Papua yang dilaporkan tewas saat proses evakuasi korban insiden penembakan kelompok bersenjata di Nduga yang terjadi pada tanggal 2-3 Desember 2018 lalu. Yulianus ternyata seorang majelis gereja setempat, tepatnya di Distrik Mbua.

“Benar, Yulianus Tabuni adalah majelis gereja di Mbua. Dia bukan anggota kelompok bersenjata. Dia yang biasa mengurus kolekte gereja," ujar Pendeta Dr. Benny Giay seperti diwartakan Jubi, Minggu (9/12/2018).

Yulianus, kata Pendeta Giay, dilaporkan oleh anggota jemaat gereja Kemah Injili (Kingmi) tewas ditembak aparat keamanan dalam gereja saat aparat keamanan sedang melakukan evakuasi korban insiden Nduga Namun belum diketahui apa sebabnya.

Gereja Kingmi sendiri memiliki sekitar 60 ribu umat di Nduga. Mayoritas penduduk Kabupaten Nduga adalah umat Gereja Kingmi.

Baca Juga: Tewaskan Wanita Hamil 7 Bulan, Jalur Maut Pandeglang Renggut 3 Nyawa

Tokoh pemuda Papua asal Nduga, Samuel Tabuni sebelumnya mengkonfirmasi adanya empat warga yang tewas di Nduga saat proses evakuasi berjalan. Dua orang warga di Distrik Mbua dan dua lainnya di Yigi tewas ditembak aparat keamanan.

“Satu di Mbua itu paman saya. Dia majelis gereja, namanya Yulianus Tabuni. Ia ditembak tiga hari setelah peristiwa penembakan karyawan PT Istaka Karya," kata Samuel.

Pendeta Benny Giay meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperhatikan perkembangan penyisiran yang dilakukan oleh aparat keamanan (TN/Polri) di Nduga pasca-perintah pengejaran kelompok bersenjata yang dikeluarkan oleh presiden.

"Ini menjelang Natal. Umat kami ingin menjalankan Natal dalam kondisi yang tenang dan damai. Gereja kami juga harus berkunjung ke Nduga, karena sebagian besar penduduk Nduga adalah umat Kingmi, namun belum bisa. Kami hanya mendapatkan laporan dari umat dan pengurus gereja di Mbua, Yall dan Yigi," tutur Pendeta Benny Giay.

Ia juga berharap akses ke Nduga dibuka bagi pihak-pihak independen untuk melakukan investigasi terhadap peristiwa penembakan karyawan PT. Istaka Karya maupun peristiwa lanjutan pascainsiden yang menewaskan 16 orang karyawan PT. Istaka Karya.

Baca Juga: Foto Sudah Disebar, Lapas Timika Minta Bantuan Warga Tangkap Napi Kabur

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI