Suara.com - Direktur Materi Debat dan Kampanye BPN Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Sudirman Said menyinggung capaian Joko Widodo atau Jokowi dalam hal pemberantasan korupsi. Sudirman Said membandingkannya dengan era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Sudirman Said menjelaskan jika pernyataan jika korupsi di Indonesia seperti kanker stasium 4, tidak salah. Hal itu dikatakan Sudirman dalam konteks menyambut Hari Anti Korupsi.
"Korupsi kita memang sudah dalam situasi darurat, tidak salah kalau disebut sudah seperti kanker stadium 4," dalam kuliah tweet atau kultweetnya di akun Twitter Sudirman Said, @SudirmanSaid, Minggu (9/12/2018).
Indeks Persepsi Korupsi terus membaik sejak reformasi, tetapi empat tahun ini mengalami stagnasi. Sudirman Said mengatakan di era SBY indeks persepsi korupsi menanjak tajam dari 22 di tahun 2005) ke 36 di tahun 2015.
Baca Juga: Korupsi Proyek Jasa Konsultasi, KPK Tetapkan Dirut Jasa Tirta Tersangka
"Di masa Presiden @jokowi hanya naik satu point dari 36 ke 37. Cek data deh," kata Sudirman Said dengan menggunakan hastag #DaruratKorupsi.
"Bila dibandingkan dengan target Corruption Perceptions Index yang dijanjikan Presiden Jokowi di awal pemerintahannya, capaian saat ini masih jauh panggang dari api. Targetnya 65, hasilnya baru 37. Masih jauh kan?" kicau Sudirman Said
Selain itu, Sudirman Said meminta publik cek cek jejak digital, jika empat tahun terakhir pegiat anti korupsi, banyak memberi raport merah pada cara Jokowi mengurus penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
"Pasti ada sebabnya," kata Sudirman Said.
Selain itu, lanjut Sudirman Said, Transparansi International menyatakan Indeks Persepsi Korupsi Indonesia yang sedikit membaik beberapa tahun ini adalah buah kerja keras KPK, meskipun KPK mengalami tekanan dan perlawanan yang keras dari pemerintah dan parlemen.
Baca Juga: Raih Penghargaan dari KPK, Kementan Tegaskan Komitmen Pemberantasan Korupsi
"Nilai buruk dari penggiat anti korupsi dan penegakan hukum itu tak berlebihan. Di bawah Pimpinan Presiden Jokowi negara mengalami banyak kasus yang memalukan, yang baru pertama kali terjadi sepanjang sejarah Republik Indonesia," lanjut Sudirman Said.