Suara.com - Bencana banjir dan longsor yang terjadi di Pacitan, Jawa Timur pada Jumat (7/12/2018) malam menelan korban jiwa. Setidaknya satu keluarga tewas setelah bangunan rumah korban di Dusun Jambu, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung tertimpa material longsor.
Petugas baru bisa mengevakuasi keempat jenazah dari satu keluarga itu, pagi tadi
"Alhamdulillah pada pukul 9.55 WIB semua jenazah diketemukan. Kondisinya sudah tewas," Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Dianita Agustinawati seperti dilansir Beritajatim.com, Sabtu (8/12/2018).
Empat korban tewas adalah Misgiman (62), Sogirah (46), Bogiyem (72) dan Katminem (58). Semuanya diketemukan di dalam reruntuhan rumah yang tertimpa material longsor. Evakuasi dilakukan setelah banjir di kawasan pemukiman warga sudah surut.
Baca Juga: Sandiaga Uno Prihatin Jokowi Terus Diserang Isu PKI
Dianita menerangkan, wilayah lain yang terdampak bencana berada di Kecamatan Kebonagung, di antaranya Desa Kebonagung, Klesem, dan Purwoasri. Sedangkan di wilayah Kecamatan Pacitan banjir sempat menggenangi sebagian rumah warga di Desa Banjarejo, Kayen, Sukoharjo, dan Sirnoboyo. Sejumlah warga telah dievakuasi ke tempat lebih aman dengan menggunakan perahu karet.
“Kita memprioritaskan warga yang rentan yaitu balita dan manula (manusia lanjut usia) untuk kita tangani dan beri pertolonhan,’’ ujar Dianita
Terkait bencana banjir dan longsor itu, sebanyak 236 warga dari tiga desa yang terkena dampak sudah diungsingkan ke tempat yang aman.
Saat ini material berupa lumpur dan batu masih menutup jalan lintas selatan (JLS) yang menghubungkan Pacitan dengan Trenggalek.
Dianita menyatakan, proses pembersihan menjadi prioritas sejumlah pihak yang telah terjun ke lokasi bencana, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional di Pacitan.
Baca Juga: Ronaldinho Dipastikan Kunjungi Palembang Akhir Maret
Basarnas Trenggalek, Dinas Sosial Pacitan, dan BPBD Pacitan juga sudah mendirikan dapur umum. Sejumlah logistik telah didistribusikan kepada warga yang terdampak banjir dan tanah longsor.
"Kami sigap karena pengalaman pada kejadian tahun lalu (tanah longsor dan banjir besar pada November 2017). Semua pihak baju-membahu mengatasi kondisi ini,’’ ungkap Dianita.
David Eka, salah satu warga Desa Sukoharjo mengatakan banjir yang terjadi di wilayah desanya akibat jebolnya tanggul Kali Jelok di Dusun Jarum desa setempat. Infrastruktur itu sebelumnya telah diperbaiki pascabanjir besar pada 2017.
“Iya, tanggulnya jebol lagi. Air dengan debit tinggi keluar dari sungai dan masuk ke permukiman warga," kata David. (Beritajatim.com)