Suara.com - Dua orang calon legislatif atau caleg dari Partai Nasdem akan meluncurkan program yang beda dari biasanya. Dua caleg itu berjanji akan meluncurkan program gerakan 10.000 pemandi jenazah.
Dua orang caleg dari Partai Nasdem itu adalah Aji Ali Sabana, Caleg DPRD Kota Bekasi nomor urut 1 Dapil Bekasi Timur-Bekasi Selatan, dan Imam Malik, Caleg DPRD Provinsi Jawa Barat nomor urut 8 Dapil Kota Bekasi-Kota Depok.
Menurut Aji, gerakan ini muncul karena fakta di lapangan menunjukan bahwa pemandi janazah sangatlah langka. Ia berharap dengan program ini, setiap RW nantinya akan ada minimal dua orang pemandi jenazah.
"Profesi pemandi jenazah sangat langka sekarang dan cukup kerepotan orang mencari itu, ketika ada keluarga atau saudara meninggal. Itulah mengapa saya dan Bang Imam Malik mencetuskan ide itu," kata Aji Ali Sabana, Jumat (7/12/2018).
Baca Juga: Keluarga Pengikut Aliran Sesat Sensen Komara Diperiksa Polisi
Rencananya, Desember ini, dia bersama Imam Malik akan memulai gerakan 10.000 pemandi jenazah dengan turun ke RW menggelar pelatihan memandikan jenazah. Dari pelatihan itu, diharapkan lahir pemandi-pemandi jenazah.
"Kita latih orang-orang sekalian kita berikan pemahaman bahwa memandikan jenazah bukanlah hal yang sulit dan menyeramkan," ujarnya.
Selama ini, kata Aji, orang enggan menjalani profesi sebagai pemandi jenazah karena dianggap sulit dan ada kesan seram ketika berhubungan dengan jenazah.
"Makanya nanti kita hadirkan pelatih profesional, kita kasih pemahaman. Karena sesungguhnya profesi ini tidak sulit," ujarnya lagi.
Apalagi sejatinya, di agama Islam memandikan jenazah sangatlah besar pahalanya.
Baca Juga: Ahmad Dhani Meninggal Dunia, Ditabrak Truk di Jombang
"Pahalanya luar biasa asal kita tau. Kalau orang sudah tau ini, pasti akan berebut untuk mandikan jenazah," kata dia.
Ia mengklaim, gerakan 10.000 pemandi jenazah itu semata-mata karena panggilan hati. Tidak ada kaitannya sama sekali sama urusan politik.
"Biarlah masyarakat yang menilai. Intinya kita ingin berbuat untuk masyarakat," tandasnya.
Sementara itu, Imam Malik mengatakan, ia merupakan sosok yang tadinya takut dengan jenazah. Namun lambat laun justru terbiasa.
"Dulu takut banget, tapi sekarang tidak. Saya termasuk orang yang rutin memandikan jenazah. Kebetulan di komplek saya tinggal jarang yang bisa," ujarnya.
Menurutnya, dalam program yang digagasnya itu, ia akan turun langsung memberikan pelatihan.
"Kalau untuk perempuan nanti istri saya kemungkinan akan melatih karena kebetulan saya dan istri bisa memandikan jenazah," tandasnya.
Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah