Suara.com - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest menilai kalau Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno beserta timnya hanya menjual jargon-jargon selama masa kampanye di Pemilu 2019. Isu-isu ekonomi yang seringkali dikampanyekan dianggap hanya sebatas judul.
"Pak Prabowo - Sandi itu lebih banyak tampil dengan jargon. Dan program kerja yang mau ditampilkan itu masih hanya judul-judul utama saja, tapi detailnya itu kita belum pernah lihat sampai hari ini," kata Rian di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (7/12/2018).
Jubir PSI ini kemudian mengacu pada hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menyebut kalau publik yang mengenal program-program yang ditawarkan Prabowo - Sandiaga masih di bawah 30 persen. Menurut Rian hal tersebut dikarenakan tim Prabowo - Sandiaga belum menjelaskan program pasangan yang didukung secara mendalam.
Selain itu, Rian juga mengaku heran kala mendengar salah satu anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga lebih mengutamakan kemenangan di Pilpres ketimbang promosikan program-program ke masyarakat.
Baca Juga: Tertimpa Crane Kali Item, Husein Kesakitan Sampai Tak Bisa Bicara
Terkait itu, Rian kemudian menganggap kalau BPN Prabowo - Sandiaga tidak serius dalam memenangkan Capres dan Cawapres nomor urut 02. Bahkan Rian sempat menuding kalau masa Pilpres 2019 ini sebagai bentuk persiapan menghadapi Pilpres 2024.
"Kalau program kerjanya ditahan-tahan sampe ujung nih sebenarnya niat nggak sih nyapres, gitu pertanyaan besar saya. Atau jangan-jangan ini hanya sekedar latihan-latihan Saja buat 2024," pungkasnya.
Untuk diketahui, dari hasil LSI masih banyak masyarakat yang mengaku belum pernah mendengar program Prabowo - Sandiaga.
"Program Prabowo-Sandiaga belum masif terdengar. Rata-rata di bawah 30 persen yang mengaku pernah mendengar atau mengetahui," kata Peneliti LSI Rully Akbar di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (6/12/2018).
Baca Juga: Birahi Memuncak, Kakek Perkosa Anak Angkat saat Nonton TV