Suara.com - Penahanan tiga dokter yang terdiri dari dua dokter spesialis bedah dan satu dokter gigi oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Pekanbaru, Riau membuat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan PB Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) bereaksi.
Ketua Umum IDI, Dr Daeng M Faqih dan Ketua Umum PDGI, Dr drg RM Sri Hananto Seno menyampaikan beberapa hal.
Dalam rilis diterima Riauonline.co.id (jaringan Suara.com) keduanya menyampaikan pandangan hukum organisasi, sebagai berikut:
1. Secara prinsip IDI dan PDGI memahami sepenuhnya bahwa penegakkan hukum yang adil dan bermartabat adalah salah satu pilar kuat Demokrasi Pancasila yang harus kita capai bersama dan ditaati seluruh warga negara tanpa kecuali
Baca Juga: Ditangkap Habis Mesum dengan Pacar, Mahasiswi: Saya Berzina, Memang Kenapa?
2. Dalam pelaksanaan poin 1 di atas dilakukan dengan prinsip hukum utama, equity before the law atau persamaan kedudukan warga negara didepan hukum sehingga seharusnya tidak ada warga negara diperlakukan istimewa atau dilindungi dalam penegakkan hukum.
3. Peristiwa hukum menimpa rekan-rekan dokter di Pekanbaru, seharusnya menjadi pelajaran penting bagi dokter dan dokter gigi Indonesia untuk lebih hati-hati bekerja dan tidak mengabaikan nasihat bekerja dengan niat baik saja tidak cukup. Karena keinginan membantu pasien dalam keadaan fasilitas rumah sakit terbatas dan manajemen penanganan pasien yang memungkinkan pimpinan rumah sakit berlepas tangan harus menjadi pertimbangan dalam praktek kedokteran yang lege artis.
4. Bahwa dalam proses sidik-lidik yang dilakukan dalam perkara ini, terasa ada beberapa hal tidak dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat selama ini menjadi pertanyaan besar misalnya saja:
a. Mark-up harga bahan habis pakai dan alat kedokteran tidak dilakukan oleh dokter, akan tetapi oleh rumah sakit dan perusahaan sebagai pihak ketiga. Namun dalam perjalanan perkaranya yang diperiksa dan dijadikan tersangka hanyalah dokter dan pihak ketiga. Pemeriksaan kesaksian atas pejabat tertentu dari rumah sakit dilakukan selang waktu lama setelah para dokter dijadikan tersangka, sesuatu yang janggal dan terkesan melindungi pihak-pihak tertentu dalam mencari bukti material perkara yang obyektif.
b. Penahanan atas ketiga tersangka justru dilakukan hanya beberapa hari setelah para dokter dinyatakan menang atas gugatan perdata pada rumah sakit di Pengadilan Negeri Pekanbaru. Putusan Hakim ini harus dihargai dan secara prinsip azaz ultimum remedium yaitu mengedepankan penegakan hukum lain (bukan pidana) terabaikan entah karena sebab apa atau atas dorongan kekuatan yang bagaimana, bisa merubah semuanya.
Baca Juga: Kesaksian Korban Saat Detik-detik Mencekam Penembakan di Trans Papua
c. Banyak anggota masyarakat yang mempertanyakan faktor-faktor non hukum yang mempengaruhi Criminal Justice System. Misalnya saja perhitungan kerugian negara yang dilakukan diluar standar yang baku, tidak menghitung sewa alat milik dokter atau menggunakan dasar harga pabrik, seolah-olah dokter membeli bahan dan alat langsung dari pabrik