Suara.com - Dua warga asli di Mbua, Kabupaten Nduga, Papua bernama Endis Tabuni, seorang mantri Puskesmas Yigi dan Ekira Lokbere, salah satu pekerja PT Istaka Karya, harus bertaruh nyawa menyelamatkan para pekerja dari aksi penembakan oleh kelompok bersenjata di daerah itu.
Mengutip laman Kabarpapua.co, saat itu, Endis Tabuni dan Ekira Lokbere mencoba berbagai cara agar bisa menyelamatkan beberapa warga pendatang, termasuk pekerja PT Istaka Karya dari aksi kekejaman kelompok kriminal bersenjata atau KKB di Kampung Yigi, Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, pada tanggal 1 dan 2 Desember 2018.
Sembari menggendong anaknya yang berumur antara 3-4 tahun bernama Martina Tabuni, Endis bertaruh nyawa berusaha menyelamatkan dua orang pekerja proyek pembangunan rumah dokter di daerah itu.
Endis tak sendiri, Ekira Lokbere juga ikut bertaruh nyawa menyelamatkan lima orang pekerja PT Istaka Karya, yang salah satunya adalah pimpinan Ekira bernama Jhoni Arung di PT Istaka Karya.
Baca Juga: Ngaku Anggota SPSI, 2 Preman di Medan Peras Sopir Angkutan Barang
“Mereka melindungi para pekerja ini dengan segala macam cara. Bahkan ada yang mengatakan kepada KKB, jika kamu sentuh dia (para pekerja), bunuh dulu saya," kata Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih, Kolonel Inf. Aidi menirukan salah satu warga asli Mbua yang harus bertaruh nyawa masuk hutan cari tempat aman bagi pekerja yang mereka selamatkan.
Aidi menceritakan, pada tanggal 1 Desembar itu, kelompok bersenjata selain mengambil para pekerja PT Istaka Karya di camp, rupanya ada sebagian lain yang menyisir rumah-rumah warga yang ada di sekitar camp pekerja PT Istaka Karya.
Aidi menyebutkan anggota kelompok bersenjata itu selain mencari warga pendatang mereka juga mencari warga yang bukan Suku Yigi (suku asli setempat) untuk dibunuh. Salah satu rumah yang didatangi saat itu, rumah Endis Tabuni, ia diketahui menyimpan dua orang pekerja yang sedang mengerjakan proyek pembangunan rumah untuk dokter.
“Endis Tabuni adalah warga asli Papua sekaligus seorang mantri di Yigi, dia juga diberi tanggung jawab untuk memantau pekerjaan proyek rumah dokter,” kata Aidi, Kamis, (6/12/2018).
Kepala Ditodong Senjata
Baca Juga: Kemendagri Bantah Sistem Pengamanan e-KTP Jebol
Menurut kesaksian Endis Tabuni, saat itu sekitar pukul 16.30 WIT, KKB berjumlah lima orang mendatangi rumahnya dan menodongkan senjata di kepala dan badannya. Saat itu dia diminta untuk menyerahkan dua orang pekerja yang ditampung.