Gaya Komunikasi Anies Sulit Dimengerti, Penyebab SKPD Ragu Ambil Keputusan?

Kamis, 06 Desember 2018 | 19:52 WIB
Gaya Komunikasi Anies Sulit Dimengerti, Penyebab SKPD Ragu Ambil Keputusan?
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono. (Suara.com/Chyntia Sami B)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Fraksi PDIP DPRD Jakarta Gembong Warsono menilai gaya komunikasi Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan yang sulit dimengerti menjadi penyebab kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ragu mengambil keputusan. Kepala SKPD, kata dia, seringkali gagal memahami instruksi yang diberikan Anies.

Gembong mengatakan, gaya komunikasi antara atasan dengan bawahan sangat penting untuk diperhatikan. Menurutnya, gaya komunikasi Anies dengan bawahannya selama ini harus diubah.

"Gaya komunikasi mesti diubah. Ya iyalah kalau anak buah ya saja nggak paham ya bagaimana. Keduanya harus saling memahami, nggak bisa salah satunya," kata Gembong saat dihubungi, Kamis (6/12/2018).

Menurut Gembong, gaya komunikasi Anies inilah yang menyebabkan para kepala SKPD kesulitan mengartikan instruksi dari Anies. Sehingga, mereka pun ragu untuk mengambil keputusan lantaran khawatir salah.

Baca Juga: Tertibkan Parkir Liar, Petugas Dishub Palembang Dikejar Jukir Bawa Pedang

Anggota Komisi A DPRD Jakarta ini kemudian mencontohkan kebijakan naturalisasi yang dianggap sulit untuk dimengerti. Gembong menilai Dinas Sumber Daya Air kesulitan menerjemahkan kebijakan Anies soal naturalisasi, bahkan ia sendiri pun hingga kini masih tak mengerti konsep naturalisasi kali itu.

"Makanya dia (SKPD) ragu untuk mengeksekusi di lapangan. Saya sendiri masih belum paham bagaimana konsep naturalisasi kali itu," ungkap Gembong.

Gembong menduga, rendahnya penyerapan anggaran 2018 pun disebabkan minimnya tingkat pemahaman SKPD dam menerjemahkan kebijakan Anies. Terlebih, kepala SKPD saat ini didominasi oleh para pelaksana tugas (Plt).

"Para Plt nggak mungkin akan menggunakan kewenangan itu secara maksimal. Itu nggak mungkin," pungkas Gembong.

Baca Juga: Tanggapi Aksi OPM, Maruf Amin: Pemerintah Jangan Berhenti Bangun Papua

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI