Suara.com - Aksi persetubuhan yang dilakukan pelaku bernama M.Takdir Allan Febriyanto (29) terhadap RN (16) hingga hamil akhirnya berunjung ke jeruri besi. Hanya cuma dijanjikan bakal dinikahi, korban mau disetubuhi pelaku sebanyak dua kali.
Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo menyampaikan, modus awal pelaku melakukan aksi rudapaksa itu melalui aplikasi media sosial, Facebook.
"Modus operandinya korban mengenal pelaku melalui medsos (Facebook). Kemudian menjalin pacaran kurang lebih 3 bulan. Selanjutnya, pelaku mengajak korban untuk bersetubuh dengan janji menikahi korban," kata Andaru Rahutomo seperti dikutip Beritajatim, Kamis (6/12/2018).
Aksi persetubuhan kali pertama dilakukan pelaku pada Januari 2018 di Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, Gresik. Sebelum melancarkan aksi bejatnya itu, Takdir mengajak korban mutar-mutar ke kampung-kampung. Setelah itu, pelaku lalu mengajak korban ke sebuah rumah kontrakan. Di sana, Takdir lalu melucuti pakaian korban untuk digagahi. Di rumah tersebut, pelaku menggauli RS sebanyak dua kali.
Baca Juga: Berawal dari Iseng, Anak Mantan Pejabat Jual Blangko e-KTP di Tokopedia
Tak sampai di situ, pelaku kembali mengajak korban untuk bertemu di sebuah rumah toko (ruko) diJalan Kawasan Industri Gresik (KIG). Dalam ruko itu, Takdir lalu meluapkan birahinya untuk menggauli korban. Akibat kejadian itu, korban pun akhirnya harus memikul beban karena sudah berbadan dua.
Karena takut, akhirnya korban bercerita kepada keluarga jika sudah bersetubuh dengan Takdir hingga hamil. Tak terima korban dihamili tanpa tanggung jawab, orangtua DS kemudian melaporkan kasus ini ke Polres Gresik.
Bermoodal laporan itu, polisi akhirnya meringkus Takdir. Dari hasil penangkapan, polisi menyita sejumlah barang bukti seperti satu buah baju panjang warna hijau toska motif garis, stu buah celana panjang warna hitam dan satu buah motor Honda Beat bernopol W 3257 KW.
"Akibat kejadian ini tersangka dijerat pasal 81 (2) UU RI nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang perlindungan anak. Ancaman hukuman 15 tahun, dan denda Rp 5 miliar," tandasnya. (Beritajatim.com)
Baca Juga: Ternyata Kita Bisa Membuat Kopi Nikmat ala Barista, Ini Tipsnya!