Suara.com - Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Egianus Kogoya masih mengganggu proses evakuasi 16 jenazah yang telah ditemukan aparat gabungan TNI dan Polri di distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua.
Aidi menjelaskan, berdasarkan laporan pukul 12.30 WIT terjadi kontak tembak antara KKB dengan aparat gabungan di Mbua yang menyebabkan terhambatnya proses evakuasi korban meninggal yang lain.
"Sekarang masih berlangsung proses evakuasi, tapi pada 12.30 WIT saya dapat laporan bahwa masih terjadi kontak tembak, sehingga proses evakuasi masih terhambat," ungkap Muhammad Aidi, seperti dilansir dari Antara.
Ia mengatakan sebanyak delapan jenazah belum berhasil dievakuasi ke Timika yang sebelumnya dievakuasi melalui jalur darat dari puncak bukit Kabo ke Mbua.
Baca Juga: Divonis 6 Tahun Penjara, Zumi Zola Berharap Jaksa KPK Terima Putusan Hakim
Proses evakuasi korban selamat maupun meninggal dunia dilakukan TNI dan Polri menggunakan helikopter milik TNI langsung dari Mbua ke Timika.
Evakuasi pertama dilakukan sekitar pukul 10.50 WIT yang berhasil mengevakuasi sebanyak delapan korban selamat.
Evakuasi pada penerbangan kedua sekitar pukul 11.40 WIT yang berhasil mengevakuasi sebanyak delapan jenazah yang belum diidentifikasi.
Sampai berita ini diturunkan, anggota TNI dan Polri belum berhasil mengevakuasi delapan jenazah yang lain dari Mbua.
Sebelumya Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian pada Rabu (5/12) mengatakan penyerangan dan penembakan kelompok kriminal bersenjata di sekita Kali Yigi, dan Kali Aurak, Kabupaten Ngana, Provinsi Papua tersebut menewaskan 19 pekerja PT Istaka Karya pada Minggu (2/12).
Baca Juga: Mahasiswa S2 Surabaya: Saya Puas Kalau Lihat Video Bugil Mantan Pacar
Kemudian sehari setelahnya, kelompok kriminal bersenjata tersebut juga dilaporkan menyerang Pos TNI Mbua di Kabupaten Nduga, dan satu anggota TNI dari Yonif 755 Kostrad dilaporkan gugur akibat serangan tersebut.