Marah karena Reuni 212 Tak Jadi Berita Utama, Prabowo Dinilai Otoriter

Rabu, 05 Desember 2018 | 18:31 WIB
Marah karena Reuni 212 Tak Jadi Berita Utama, Prabowo Dinilai Otoriter
Capres nomor urut 01, Prabowo Subianto saat berpidato di hadapan pendukung. (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menganggap Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berpotensi otoriter bila terpilih menjadi pemimpin negara. Sikap otoriter itu dianggapnya tampak dari pernyataan Prabowo yang tidak mau menghormati pers.

Pernyataan Boni menyusul sikap Prabowo yang mengkritik media masa karena menganggap sejumlh media nasional tidak beritakan aksi reuni 212 akhir pekan lalu di lapangan Monas, Jakarta.

“Dia tidak mau menghargai pers, justru di situ benih-benih otoritarian kelihatan. Jangan-jangan kalau nanti jadi presiden kebebasan pers dibungkam,” kata Boni usai acara diskusi di resto Gado-gado Boplo, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (5/12/218).

Menurut Boni, Ketua Umum Partai Gerindra itu tidak memahami arti kebebasan pers. Ia menyebut salah satu bentuk kebebasan pers adalah dengan tidak mendikte pers untuk suatu pemberitaan.

Baca Juga: KPK Pelajari Pengajuan JC dari Terpidana Budi Mulya

“Pers punya fatsun, punya prinsip, punya core of conduct yang tidak bisa kita tabrak atau pengaruhi. Maka apapun keputusan editorial, manajemen di internal pers, itu adalah hak mereka. Independensi pers yah itu,” ujar dia.

Oleh sebab itu, lanjut dia, sikap Prabowo yang kesal dan marah terhadap pers lantaran tidak mendapatkan pemberitaan seperti yang telah direncanakan, tidak tepat.

“Tidak ada kewajiban bahwa TV harus meliput seluruh acara reuni 212. Tidak ada kewajiban harus semua koran meliput dan menaruh fotonya di halaman satu. Itu sebuah kekerdilan berpikir yang sangat memalukan,” kata dia.

Sebelumnya Prabowo marah kepada media-media mainstream Indonesia. Menurutnya terdapat sejumlah media yang enggan memberitakan aksi reuni 212 yang diklaimnya dihadiri oleh 11 juta orang.

Selain itu Prabowo juga menganggap banyak media nasional yang tidak berimbang saat memberitakan jalannya Pemilihan Presiden 2019. Itu disampaikan Prabowo saat pidato dalam acara bertajuk Hari Perayaan Disabilitas Internasional di Hotel Grand Sahid Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu siang.

Baca Juga: Tiket Persija vs Mitra Kukar Tak Berubah di Laga Menentukan

"Setiap hari beberapa koran masuk ke rumah saya, saya hanya melihat bohong apa lagi nih yang mau mereka sampaikan dan yang mau mereka cetak. Puncaknya mereka menelanjangi mereka sendiri, 11 juta orang hadir mereka tidak beritakan," kata Prabowo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI