Suara.com - Baiq Nuril, mantan tenaga honorer SMAN 7 Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang terjerat kasus pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), menerima salinan putusan kasasi Mahkamah Agung (MA).
Baiq Nuril melalui pengacaranya, Joko Jumadi yang dihubungi wartawan di Mataram, Rabu (5/12/2018) mengatakan, salinan putusan telah diterima pada Selasa (4/12) siang, melalui perantara Pengadilan Negeri Mataram.
"Selasa (4/12), sekitar jam 11.00 WITA, kita terima salinan putusannya. Kita terima dari Pengadilan Negeri Mataram," kata Joko Jumadi seperti dilansir Antara.
Dalam salinan putusannya, majelis hakim telah mengabulkan permohonan kasasi dari Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Mataram dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Mataram Nomor 265/Pid.Sus/2017/PN.Mtr tanggal 26 Juli 2017.
Baca Juga: Persoalkan Pemberitaan Reuni 212, Prabowo: Kamu dari Media Mana?
Kemudian menyatakan, bahwa ibu dua anak yang bernama lengkap Baiq Nuril Maknun tersebut telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana tanpa hak mendistribusikan dan atau mentransmisikan dan atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan atau dokumen elektronik yang memuat pelanggaran asusila.
Karena itu, putusan sidang kasasi yang dipimpin Hakim Agung Sri Murwahyuni pada 26 September 2018 tersebut telah menjatuhkan vonis hukuman kepada Baiq Nuril selama enam bulan penjara dan denda Rp 500 juta subsider tiga bulan kurungan.
Vonis hukuman tersebut sesuai dengan pelanggaran Pasal 27 Ayat 1 Juncto Pasal 45 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).