Identitas Mayat Mengapung di Selat Malaka Terungkap Berkat Kain Kutang

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 05 Desember 2018 | 12:38 WIB
Identitas Mayat Mengapung di Selat Malaka Terungkap Berkat Kain Kutang
Petugas mengevakuasi temuan mayat mengapung di perairan Bengkalis, Riau, Minggu (2/12/2018). (Foto: Riauonline.co.id/Andrias)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Anto mengatakan tidak tahu pasti bagaimana Mimi bisa berangkat dengan kapal nahas itu. Yang ia tahu, jalur yang digunakan tersebut bukan lewat pelabuhan resmi.

Biaya untuk bisa menyeberang bervariasi, berkisar 700 Ringgit Malaysia (RM) hingga 900 RM, atau berkisar Rp 2,4 juta hingga Rp 3,1 juta per orang tergantung negosiasi dengan orang yang mengurus keberangkatan.

Sementara rute yang biasa dilalui adalah dari Malaka menyeberangi Selat Malaka dan masuk ke Indonesia melalui Pulau Rupat di Kabupaten Bengkalis, Riau.

"Saya pun belum pernah naik kapal seperti itu, karena kalau pulau ke Indonesia selalu pakai jalur resmi. Tapi kabarnya kapal itu makan waktu sekitar empat jam untuk mencapai Pulau Rupat," ungkapnya.

Baca Juga: Bamsoet Sebut Kelompok Bersenjata di Papua Melebihi dari Gerakan Teroris

Anto mulai merasa cemas karena sehari setelah berangkat telepon seluler Mimi tidak kunjung bisa dihubungi. Justru dari media sosial ia mengetahui bahwa nelayan Bengkalis menemukan mayat yang mengapung di laut. Ia kemudian mengontak keluarga Mimi di Sumbar untuk mengecek ke Pekanbaru, dan ternyata benar Mimi adalah satu dari jenazah yang ditemukan tersebut.

Korban Teridentifikasi

Keluarga Mimi mengenalinya dari pakaian dan barang-barangnya yang masih melekat di tubuh jenazah. Salah satunya adalah dari kutang yang juga berfungsi sebagai kantong rahasia untuk menyembunyikan uang.

"Mimi selalu pakai kutang seperti orang tua, yang dipakainya untuk menyimpan duit. Dari sana akhirnya ketahuan karena dari duitnya juga masih ada di kutangnya," kata Anto.

Namun, hingga kini nasib Maiza belum bisa diketahui. Hal ini membuat Anto dan keluarganya di Malaysia gusar. Sudah seminggu terakhir ia bolak-balik ke Malaka untuk mencari informasi, tapi nihil.

Baca Juga: Jadi Korban Penembakan di Papua, Keluarga Menanti Keberadaan Agus

"Informasi kapalnya karam, ataupun ditangkap, tidak ada sama sekali. Ini aneh sekali, karena kalau kapalnya karam pastilah puing-puing atau barang-barang ditemukan juga di laut. Tapi yang ada hanya mayat-mayat saja," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI