Suara.com - Tim Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) bersama petugas kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Wamena, Kabupaten Jayawijaya, masih siaga menunggu para korban penembakan dan penembakan di Trans Papua di Kabupaten Nduga. Rencananya, Rabu (5/12/2018) hari ini sejumlah korban akan dikirim ke Wamena.
"Rencananya hari ini akan datang lagi beberapa korban dari Nduga ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya untuk dirawat di RSUD Wamena, jadi kami tim bersama petugas rumah sakit sementara siaga menunggu," kata Kepala Bidang Respon Emergensi UP2KP sekaligus ketua tim Darwin Rumbiak ketika di konfirmasi dari Jayapura, Rabu.
Namun, kata Darwin, hingga kini belum ada kepastian berapa korban yang nantinya dikirim ke Wamena untuk dirawat di rumah sakit.
"Namun kami juga disuruh siaga di depan ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Wamena untuk menunggu kedatangan korban yang nantinya dikirim," ujarnya seperti dilansir Antara.
Baca Juga: Polisi Minta Habib Bahar bin Smith Kooperatif
Menurut dia, dari informasi yang didapat, Kapolda dan Pangdam juga akan datang bersama para korban yang dikirim dari Nduga.
"Sampai saat ini kami masih tetap siaga menunggu kedatangan para korban yang rencananya akan dikirim ke Wamena untuk dirawat di rumah sakit," ujarnya lagi.
Sebelumnya, tim UP2KP membantu penanganan kesehatan terhadap tiga korban penembakan di Nduga. Ketiga korban tersebut masing-masing Jefri Subrianto (20) kena tembak di kepala dan lengan tangan kanan luka tembus, korban kedua, Ayub (20) luka robek tembus dilengan tangan kanan. Selanjutnya, Marthinus Polilin (23) luka tembak di kaki kanan bagian bawah lutut.
Para korban tersebut dievakuasi melalui jalan darat ke Markas Kodim 1702/Jayawijaya sekitar pukul 16.00 WIT dari situ mereka langsung ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena sekitar pukul 18.00 WIT pada Selasa (4/12).
Kelompok bersenjata setelah menyerang para pekerja pembangunan jembatan di Yall, Minggu (2/12) kemudian Senin (3/12) malam sekitar pukul 18.30 WIT menyerang Pos TNI di Mbua.
Baca Juga: Temuan Mayat Misterius Mengapung di Selat Malaka Bertambah