Dari 31 Korban Penembakan di Trans Papua, 28 Orang Pekerja Istaka Karya

Selasa, 04 Desember 2018 | 16:12 WIB
Dari 31 Korban Penembakan di Trans Papua, 28 Orang Pekerja Istaka Karya
Pembangunan infrastruktur Jalan Trans Papua. [Dok Kementerian PUPR]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Utama PT Istaka Karya Sigit Winarto mengungkapkan ada 28 pekerja yang menjadi korban penembakan di Trans Papua di Papua. Namun mereka belum dapat dievakuasi dari lokasi kejadian yang berada di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.

Setiap pengerjaan proyek ruas jalan Trans Papua tersebut senantiasa berkoordinasi dengan aparat keamanan.

"Jumlah tersebut masih kami koordinasikan. Kami belum bisa memastikan jumlah korban," ujar Sigit Winarto dalam jumpa pers di Kantor Kementerian PUPR terkait musibah yang menimpa pekerja pembangunan jembatan di Provinsi Papua, Selasa (4/12/2018).

"Kami melakukan sosialisasi dan pengamanan secara internal. Kami juga menggandeng pekerja lokal dan pengurus setempat," ujar Sigit Winarto.

Baca Juga: Pembunuhan 31 Pekerja Trans Papua Diduga karena Tak Sengaja Potret OPM

Diakui olehnya, sebagian besar pekerja itu didatangkan dari Sulawesi. Identitas korban akan dilaporkan setelah proses evakuasi dan mereka akan dilarikan ke Wamena. Menurut Sigit Winarto, dalam proses pembangunan Trans Papua ini terdapat beberapa kejadian yang mengganggu, namun semua itu dapat diatasi dengan negosiasi secara lokal.

"Sebetulnya, kami memiliki telepon satelit di lapangan. Tapi, satu sampai tiga hari sebelum kejadian, telepon satelit tidak bisa dihubungi. Sampai sekarang belum bisa dihubungi," jelasnya.

Hingga saat ini, sambungnya, pekerjaan tersebut ditunda hingga mendapat rekomendasi aparat keamanan.

"Tim kami dan Pak Menteri akan ke Wamena malam ini juga, secepatnya. Kita harus 'clearance'. Kami ke lokasi dan evakuasi paling penting," katanya.

Sigit Winarto juga menambahkan bahwa nilai proyek itu adalah Rp184 miliar dan telah dikerjakan sejak 2016 dan direncanakan selesai pada akhir tahun 2019. (Antara)

Baca Juga: Luhut soal Penembakan Trans Papua: Jika Ada Tentara, Mestinya Tak Masalah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI