Suara.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan, kelompok yang melakukan penembakan kepada puluhan pekerja proyek di Papua adalah pemberontak. Dengan demikian ia menyebut sekelompok orang bersenjata itu bukanlah kelompok kriminal.
Ryamizard menganggap kalau kelompok tersebut memiliki tujuan untuk memerdekakan diri dari Indonesia.
"Kan mau memisahkan diri, Papua dari Indonesia. Itu kan memberontak bukan kriminal lagi," kata Ryamizard di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Selasa (4/12/2018).
Ryamizard pun menegaskan kalau aksi penembakkan yang dilakukan oleh sekelompok orang bersenjata tersebut sudah bukan berada di tangan kepolisian melainkan pihak TNI. Ryamizard menilai aksi penembakan itu sebagai bentuk keinginan melepaskan Papua dari Indonesia.
Baca Juga: Korban Penembakan, Martinus dan Jefrianto Ditembak di Kaki dan Pelipis
TNI, kata dia, memiliki tanggung jawab untuk menjaga keutuhan negara.
"Penanganannya harus TNI. Kalau kriminal iya polisi. Tugas pokok Kemenhan, tugas pokok TNI, satu, menjaga kedaulatan negara. Kedua, menjaga keutuhan negara. tiga, menjaga keselamatan bangsa," ujarnya.
Saat ditanya soal solusi yang dimiliki Kemenhan, Ryamizard menyebut tidak ada negosiasi yang harus dicapai. Akan tetapi dirinya mengatakan kalau kelompok bersenjata itu harus menyerah atau diselesasikan.
"Bagi saya tidak ada negosiasi. Menyerah atau diselesaikan. Itu saja," pungkasnya.
Untuk diketahui, sebanyak 31 pekerja PT. Istaka Karya di proyek Trans Papua ditembak mati kelompok bersenjata. Kepolisian Papua menceritakan detik-detik penembakan itu terjadi.
Baca Juga: Berburu Tiket Murah di Sriwijaya Travel Fair, Borong Yuk!
Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi Ahmad Musthofa Kamal mengatakan pekerja PT. Istaka Karya itu sedang mengerjakan pembangunan Jembatan Kali Yigi dan Kali Aurak di Kabupaten Nduga, Papua. Mereka ditembak mati pada 1 dan 2 Desember 2018 kemarin.