Suara.com - Pemerintah Provinsi atau Pemprov Papua menyayangkan insiden pembunuhan terhadap puluhan karyawan PT Istaka Karya yang diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, pada Minggu (2/12).
Asisten Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Papua Doren Wakerkwa mengatakan insiden pembunuhan terhadap para karyawan PT Istaka Karya yang diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata di Distrik Yall, Kabupaten Nduga tersebut, masuk dalam kategori pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat dan mengganggu keamanan di Bumi Cenderawasih.
"Jika mau perang jangan berhadapan dengan masyarakat sipil, itu tidak boleh terjadi, karena itu pelanggaran HAM," katanya, di Jayapura, Selasa (4/12/2018).
Pembunuhan terhadap karyawan PT Istaka Karya yang sedang membangun proyek jembatan jalan Trans Papua di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yall, Kabupaten Nduga, merupakan hal yang sangat keterlaluan.
Baca Juga: Tolak Negosiasi Penembakan di Trans Papua, Menhan: Nyerah atau Diselesaikan
"Untuk itu, kami mengharapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nduga dan masyarakat setempat untuk membuka akses seluas-luasnya guna membantu aparat keamanan menangkap pelaku dan mengevakuasi para korban," ujarnya.
Dia menambahkan, pihaknya prihatin atas insiden tersebut, dan jika keamanan di pedalaman Bumi Cenderawasih terus diganggu maka bagaimana proses pembangunan Papua ke depannya.
Sekadar diketahui, data yang dihimpun Antara menyebutkan bahwa Pendeta Wilhelmus Kogoya, tokoh gereja di Distrik Yigi, telah melaporkan kasus pembunuhan di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yall Kabupaten Nduga yang menewaskan 31 tukang.
Dari laporan tersebut, terungkap dua pekerja melarikan diri dan selamat, dan kini berada di Distrik Mbua. Sementara itu, delapan lainnya di Distrik Yal diselamatkan keluarga Alimi Gwijangge yang menjabat Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Nduga dan dibawa ke Distrik Koroptak dalam keadaan selamat. (Antara)
Baca Juga: Detik-detik Penembakan di Trans Papua Versi Polisi