Cari Kayu Berujung Petaka, Ngatinem Tewas Diserbu Kawanan Lebah

Senin, 03 Desember 2018 | 18:37 WIB
Cari Kayu Berujung Petaka, Ngatinem Tewas Diserbu Kawanan Lebah
Lokasi Ngatiem diserang kawanan lebah (Solopos.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perempuan paruh baya bernama Ngatinem (55) tewas usai diserang kawanan tawon saat mencari kayu bakar di kebun milik warga bernama Manto Saimin di Dusun Dukuh, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (1/12/2018).

Peristiwa nahas itu terjadi saat korban memotong kayu dengan sebilah parang. Tanpa sengaja, ternyata kayu yang dipotong korban itu menimpa sarang tawon hingga jatuh ke tanah. Gerombolan lebah itu langsung keluar dari sarang dan menyerang Ngatiem secara membabi buta.

Saat diserang sengatan lebah itu, Ngatinem sempat bajunya dan dikibaskan ke arah lebah yang menyerangnya. Namun, gerombolan tawon itu justru bertambah beringas untuk menyerang korban.

Tidak hanya bagian kepala, tawon itu menyengat sekujur tubuhnya. Merasa kewalahan menghadapi serangan tawon, Ngatinem sempoyongan berlari untuk menyelamatkan diri. Malang baginya, gerombolan tawon itu tetap mengejar Ngatinem yang berlari menuju rumahnya.

Baca Juga: Bule Seksi Dituduh Curi Celana Dalam di Bali, Adu Dorong dengan Satpam

Jarak rumah Ngatinem dengan kebun itu sebenarnya hanya sekitar 100 meter. Akan tetapi, masih ada puluhan tawon yang mengejar Ngatinem hingga masuk ke dalam rumah. Sesampainya di rumah, Ngatimen kemudian ditolong suaminya, Trisno Sukarno, 60, dibantu tetangganya.

“Sekujur badannya penuh bentol. Kami langsung membawanya ke bidan desa. Setelah dikasih obat, bentolnya mulai menyusut meski masih ada bekasnya. Tapi, dia terus mengeluhkan rasa sakit di kepala dan perut,” ujar Parti, adik Ngatinem, saat ditemui Solopos.com--jaringan Suara.com, Senin (3/12/2018).

Sepanjang malam, Ngatimen terus merintih kesakitan. Dia merasa tidak kuat menahan sakit di kepala dan perutnya. Namun, pada saat itu keluarganya tidak terlalu khawatir dengan kondisi Ngatinem.

Mereka merasa yakin Ngatinem segera sembuh setelah ia beristirahat. Sayang, perkiraan keluarga meleset. Kondisi kesehatan Ngatinem justru makin memburuk pada Minggu pagi pukul 06.00 WIB.

Keluarga lantas memanggil bidan desa, tapi Ngatinem malah tidak sadarkan diri dua jam kemudian. Keluarga pun membawa Ngatinem ke rumah sakit. Namun, korban akhirnya mengembuskan napas terakhirnya di perjalanan menuju rumah sakit, tepatnya di kawasan Taraman.

Baca Juga: Gandeng KitaBisa.com, Go-Jek Galang Donasi Rp 1 Miliar Untuk Palu

“Saat jenazah dibawa pulang, keluarga masih belum yakin 100% Ibu Ngatinem sudah meninggal dunia. Mereka masih sulit percaya sengatan tawon bisa menyebabkan kematian. Keluarga lalu kembali memanggil tim medis untuk memeriksa Ngatinem. Setelah itu keluarganya baru percaya Bu Ngatinem benar-benar sudah meninggal dunia. Jenazah akhirnya dimakamkan pada Minggu siang pukul 12.30 WIB,” papar Ketua RT 07, Dusun Dukuh, M. Husnul Aziz. (Solopos.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI