Suara.com - Muhammad Idris (53) dikenal warga sebagai sosok yang taat beragama. Peserta aksi Reuni Akbar 212 yang meninggal dunia usai mengikuti aksi di Monas, Jakarta, Minggu (2/12) kemarin, itu juga kerap menjadi muazin di masjid.
Neneng (64), kerabat kecil sekaligus tetangga almarhum mengaku mengenal Muhammad Idris sebagai sosok yang agamis. Neneng mengungkapkan sebelum menderita sakit jantung almarhum Muhammad Idris rutin menjadi muazin di masjid Jami Ittihadul Ikhwan, Jatinegara, Jakarta Timur.
"Almarhum dulu rutin adzan di masjid. Tapi pas sakit jantung udah nggak, soalnya kan nafasnya sudah nggak kuat," ucap Neneng, warga Kebon Pala, Tanah Rendah RT 07 RW 08, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (3/12/2018).
Selain itu Muhammad Idris yang juga ketua RW 08 Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, itu juga dikenal dermawan. Menurutnya, almarhum tak sungkan membantu warganya yang kerap mengalami kesulitan ekonomi.
Baca Juga: Sepekan Beroperasi Kereta Joglosemarkerto Makan Korban
"Orangnya juga nggak pelit dia, kalau ada yg kesusahan almarhum sering bantu-bantu gitu," imbuhnya.
Untuk diketahui, almarhum Muhammad Idris meninggal dunia usai menghadiri acara reuni 212 di Monas, Jakarta, Minggu (2/12). Kepergian Muhammad Idris meninggalkan seorang istri bernama Nur Aida serta dua orang anak bernama Erin Kalina (26) dan Muhammad Fadli (24).
Erni, putri pertama almarhum Muhammad Idris mengungkapkan ayahnya memang memiliki riwayat sakit jantung sejak 2009. Almarhum, kata Erni juga telah menjalani pemasangan ring pada jantungnya selama dua kali.
Almarhum Muhammad Idris telah dimakamkan di TPU Kober, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (13/12) siang. Prosesi pemakaman almarhum Muhammad Idris diiring ratusan pelayat yang membawa bendera berkalimat Tauhid.
Baca Juga: Usai Dianiaya Sampai Tewas, Mayat Preman Diseret Warga ke Jalan Raya