Mahfud MD: Demokrasi Harus Jujur, Jangan Main Tikam dari Belakang

Senin, 03 Desember 2018 | 11:00 WIB
Mahfud MD: Demokrasi Harus Jujur, Jangan Main Tikam dari Belakang
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. (Suara.com/Yosea Arga Pramudita)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Eks Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyangkal membahas soal Pilpres saat melakukan pertemuan tertutup dengan Kiai Haji Maimun Zubair di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta pada Minggu (2/12/2018) malam.

Menurutnya, isi pertemuan dengan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang yang dilaksanakan secara tertutup itu membedah masalah Indonesia secara keseluruhan.

"Tidak ada kami bicara itu (politik). Kami bicara yang lebih penting, ya, masalah bangsa ini secara keseluruhan," kata Mahfud seperti dilansir Antara.

Dia menganggap, Indonesia yang berdiri dan merdeka atas berkat rahmat Allah harus disyukuri dan senantiasa dijaga kelangsungannya. Untuk menjaga kelangsungan negara dengan masyarakatnya yang berbeda-beda, menurut dia, selama ini bangsa Indonesia telah menentukan jalan dengan memilih jalur demokrasi.

Baca Juga: Langka Nih! Maudy Ayunda Buka-bukaan soal Hubungannya dengan Arsyah Rasyid

"Kami bicara filosofi-filosofi berdirinya bangsa ini. Di mana, letak kekuatan bangsa ini, dan bagaimana manusia itu memosisikan diri agar Indonesia sebagai rahmat Allah itu tetap terjaga," tambahnya.

Menurutnya, demokrasi sebagai sarana juga harus dijaga agar senantiasa ditempuh dengan sikap jujur.

"Harus bersikap jujur, tidak main tikam dari belakang dan semuanya adu visi sajalah untuk maju ke depan," katanya.

Bertemu dan berdiskusi dengan Kiai Maimun, menurut Mahfud, sudah biasa dia lakukan sejak masih duduk sebagai Ketua MK.

Kepada wartawan, K.H. Maimun Zubair mengibaratkan Indonesia layaknya sebuah kehidupan rumah tangga. Dalam rumah tangga, seharusnya jangan sampai terjadi perselisihan hanya karena perbedaan, termasuk menyangkut soal agama.

Baca Juga: Terungkap, Ini Penyebab 8 Mayat Mengapung di Perairan Selat Malaka

"Kita harus kembali kepada apa yang sudah dianugerahkan Allah kepada bangsa ini. Kerukunan manusia itu dimulai dari apa yang disebut rumah tangga. Rumah itu terdiri atas pasangan, jadi tidak bisa milik perempuan saja atau milik laki-laki saja, jadi harus ada laki-laki dan perempuan," kata Maimun. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI