Sebuah upaya yang menurut pemerintah bisa mengembalikan mereka menjadi laki-laki sepenuhnya. “Kita mau mereka berubah, itu alasannya,” tegasnya.
Pelatihan yang mereka berikan juga tidak hanya salon tapi juga pelatihan lain yang didasarkan pada permintaan dari para peserta itu sendiri. Sejauh ini, kebanyakan dari merkea menginginkan adanya pelatihan salon.
Alasannya, ketrampilan bersalon ini karena para peserta tidak mempunyai pendidikan yang memadai. Mereka umumnya hanya drop out dari sekolah.
“Kalau mereka mau masak, kami latih kok, asal orangnya memenuhi syarat, setidaknya ada 20 orang, karena anggaran juga minim,” imbuh Hasyima.
Baca Juga: Duh, Alexa Bisa Prediksi Kapan Pasangan Putus Lho!
Dia menceritakan hasil dari pelatihan tersebut, salah satu peserta telah membuka salon sendiri. Salon tersebut terletak di kawasan Batuaji.
Hasyima mengakui, perkembangan salon hasil pelatihan tidak terlalu dipantau. Menurutnya sejauh ini tidak ada laporan terkait transpuan tersebut terkena razia lagi.
Selama ini, dari hasil pantauannya belum ada transpuan yang kembali ke dunia prostitusi jika telah membuka usaha. Kemungkinan besar itu terjadi karena usaha mereka berhasil, jika mereka juga tidak menimbulkan masalah.
“Masyarakat Batam juga sudah membuka diri kepada mereka,” jelasnya.
Sekretaris Komisi IV DPRD Batam Udin P Sihaloho menambahkan bahwa pelatihan-pelatihan kepada transpuan sudah ada. Ia menampik jika pemerintah bersikap diskriminatif terhadap para pekerja seksual transpuan. Menurutnya dari pihak mereka sendiri yang beranggapan demikian.
Baca Juga: Bantah Stop Produksi Xenia, Daihatsu: Jumlahnya Terus Turun
“Nyatanya pemerintah masih berikan perhatian kepada mereka, sedangkan untuk kaum difabel saja juga kami adakan pelatihan” ujar Udin.