“Karena penampilannya sudah begini,” kata transpuan yang sudah berumur 23 tahun tersebut.
Sementara ini, pilihan terakhirnya adalah dunia prostitusi ini. Di sini, ia menemukan ‘kebebasan’. Ia merasa bebas dandan sesuai keinginan hatinya, tidak ada yang mencemooh, tidak ada juga yang memarahinya dan tidak ada yang melarang.
Dari pekerjaannya itu, Lila mendapatkan penghidupan yang hanya cukup untuk makan sehari-hari. Sekali kencan, Lila mematok harga Rp 50 ribu.
Tak setiap hari ia mendapatkan pelanggan. Ia mengatakan kondisi ekonomi saat ini membuat penghasilannya jauh berkurang, terkadang satu malam ia tidak mendapat pelanggan.
Baca Juga: Duh, Alexa Bisa Prediksi Kapan Pasangan Putus Lho!
“Kalau beruntung, satu malam itu bisa tiga kali kencan tapi itu jarang sekali,” ucapnya.
Lila masih menyimpan mimpi. Ia ingin sekali berhenti dari pekerjaan tersebut. Ia bercita-cita untuk membuka salon sendiri.
Tetapi ia merasa mimpinya itu ketinggian, karena pendapatannya dari melayani tamu tak menentu dan hanya cukup untuk bertahan hidup.
Sama seperti Lila, transpuan lain yang mengaku bernama Putri, juga terlihat nongkrong . Ia mengatakan terpaksa bekerja seperti ini. Setiap malam keluar kos untuk “mangkal” di tempat-tempat gelap.
Malam itu, Putri mengenakan gaun merah ketat dipadukan stoking cokelat, tak lupa ia melengkapi penampilannya dengan wig berwana hitam.
Baca Juga: Bantah Stop Produksi Xenia, Daihatsu: Jumlahnya Terus Turun
Beberapa waktu lalu, ia terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja dan rambutnya dibabat habis. Karena itulah ia menutup kepalanya dengan wig.