"Kami menargetkan, ada 130 lembaga penyalur satu harga yang beroperasi pada akhir 2018," tambahnya.
Di kesempatan tersebut, Elisa Kambu menjelaskan, masyarakat di wilayahnya sangat bersyukur dengan adanya SPBU yang menjual BBM dengan harga yang sesuai ditetapkan pemerintah. Hal ini meringankan dan tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Warga Siret merasa sangat bersyukur atas kehadiran SPBU di sini, sehingga masyarakat dapat menikmati BBM premium dengan harga Rp 6.450 per liter dan solar seharga Rp 5.150 per liter. Tentunya hal ini akan meringankan beban masyarakat yang selama ini kesulitan dalam membeli BBM," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Asisten RFM Manager MOR VIII PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, SPBU Kompak Siret adalah SPBU ke-17 yang telah beroperasi dari rencana 19 lembaga penyalur program BBM Satu Harga, yang akan didirikan oleh PT Pertamina (Persero) di Papua hingga akhir 2018. Pendirian SPBU ini diharapkan akan membawa dampak positif bagi perekonomian dan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di Asmat.
Baca Juga: Kementerian ESDM Raih Penghargaan Pengelola PNBP Terbaik
SPBU Kompak yang diresmikan hari ini memiliki kapasitas penyimpanan hingga 20 kiloliter (KL) untuk Premium dan 20 KL untuk Solar. Alat yang digunakan untuk penyaluran BBM ke masyarakat adalah canting (manual).
Pasokan BBM dikirim dari Terminal BBM Merauke, yang jaraknya 459 mil laut, atau lebih dari 850 km, dengan waktu tempuh selama 3 hari perjalanan sungai. Total alokasi BBM per bulan untuk SPBU Kompak Siret sendiri sebanyak 120 KL, yang terdiri dari 80 KL Premium dan 40 KL Solar.