TKI Asal Banyumas yang Lumpuh di Taiwan Tiba di Indonesia

Jum'at, 30 November 2018 | 08:45 WIB
TKI Asal Banyumas yang Lumpuh di Taiwan Tiba di Indonesia
Konferensi Pers Pemulangan Shinta Danuar, pekerja migran asal Banyumas, Jawa Tengah. (Dok: Kemnaker)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Shinta Danuar (26 tahun), pekerja migran asal Banyumas, Jawa Tengah, akhirnya pulang kembali ke Indonesia. Pekerja migran yang mengalami lumpuh permanen saat bekerja di Taiwan tersebut sampai di Indonesia, Kamis (29/11/2018).

Pemulangan Shinta turut didampingi langsung oleh Kabid Ketenagakerjaan KDEI Taipei, Sri Indah Wijayanti; satu dokter dan dua perawat dari Emergency Medical Service (EMS) Taipei; serta ibunda Shinta, Suryati. Shinta tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis siang.

Setibanya di Indonesia, Shinta langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Kedatangan Shinta di RS Polri turut disambut oleh Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita; Plh. Dirjen Binapenta dan PKK Kemnaker, Nurahman; serta Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid.

Baca Juga: Pemerintah Segera Pulangkan Shinta Danuar ke Kampung Halaman

Plh. Dirjen Binapenta dan PKK Kemnaker, Nurahman menyampaikan rasa syukurnya atas kepulangan Shinta ke Indonesia.

"Alhamdulillah, kepulangan pekerja migran kita ini sudah diselesaikan hingga sampai ke RS Polri dengan keadaan yang baik," kata Nurahman.

Konferensi Pers Pemulangan Shinta Danuar, pekerja migran asal Banyumas, Jawa Tengah. (Dok: Kemnaker)
Konferensi Pers Pemulangan Shinta Danuar, pekerja migran asal Banyumas, Jawa Tengah. (Dok: Kemnaker)

Ia menambahkan, pemerintah mengapresiasi seluruh pihak yang telah bekerja sama untuk memulangkan Shinta ke Tanah Air. Menurutnya, pemerintah akan selalu hadir untuk melindungi seluruh pekerja migran.

"Tentunya pemerintah mengutamakan aspek perlindungan bagi pekerja migran, termasuk  pekerja migran yang sakit saat bekerja di luar negeri," kata Nurahman

Menurutnya, pemerintah akan terus meningkatkan pengawasan terhadap tata laksana penempatan pekerja migran, khususnya yang terkait dengan pemeriksaan kesehatan.

Baca Juga: Ketua BNP2TKI: Tak Benar, Pemerintah Tak Peduli Shinta Danuar!

"Kita harus pastikan bahwa lembaganya benar, proses pemeriksaanya juga harus benar, sehingga paling tidak mengurangi risiko-risiko terjadinya sakit atau kecelakaan kerja di luar negeri," kata Nurahman.

Kepada masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri, Nurahman mengingatkan untuk menyiapkan 3 hal. Siap secara mental, siap dari sisi bahasa, dan siap bekerja sesuai dengan kompetensi.

"Kita harus benar-benar siap. Harus siapkan diri dengan baik, dokumen, fisik, mental, kompetensi," tuturnya.

Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid mengatakan, BNP2TKI selanjutnya menyerahkan wewenang dan tugas dari perawatan Shinta  yang bekerja di Taiwan kepada Kementerian Sosial.

Ia menambahkan, KDEI Taipei, Kemnaker, Kemlu, dan BNP2TKI bersama-sama mempersiapkan kepulangan Shinta dari Taiwan ke Tanah Air.Persiapan itu di antaranya ambulans di bandara kedatangan, rumah sakit rujukan, pemulangan ke daerah asal di Banyumas, serta perlengkapan lainnya.

Sementara itu, Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, Kemensos akan seoptimal mungkin memfasilitasi Shinta, baik untuk perawatan Shinta, maupun keluarga yang mendampinginya.

"Kemensos mewakili negara akan memberikan suport bantuan terhadap biaya transportasi dan biaya hidup bagi orang tua Shinta yang jauh datang dari Banyumas mendampingi perawatan Shinta di Rumah Sakit," kata Mensos.

Sebagai informasi, Shinta Danuar merupakan pekerja migran asal Desa Purwodadi, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas. Ia bekerja di Taiwan sejak April 2014, sebagai perawat orang sakit (orang tua) melalui PPTKIS, PT Sriti Rukma Lestari.

Pada 6 Januari 2015, KDEI Taipei menerima kabar bahwa Shinta dalam kondisi koma dan dirawat di RS Mackay Hsinchu. Pada saat itu, Shinta dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Beberapa waktu kemudian, Shinta sadarkan diri, namun pihak RS menyatakan bahwa paru-paru Shinta sudah tidak dapat mengembang sendiri dan memerlukan alat bantu pernapasan yang harus dipakai seumur hidup. Dengan alasan perawatan jangka panjang, Shinta, dipindahkan ke Heping Hospital Hsinchu.

Setelah melewati serangkaian perawatan dalam beberapa tahun, Shinta akhirnya diizinkan untuk pulang ke Indonesia. Pada 23 November 2018, pihak EMS menginformasikan jadwal pemulangan Shinta, yang akan dilakukan pada 29 November 2018, dengan pesawat Eva Air.

Untuk memastikan kelancaran selama proses pemulangan, pihak EMS menambah seorang dokter pendamping selama proses pemulangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI