Kepada masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri, Nurahman mengingatkan untuk menyiapkan 3 hal. Siap secara mental, siap dari sisi bahasa, dan siap bekerja sesuai dengan kompetensi.
"Kita harus benar-benar siap. Harus siapkan diri dengan baik, dokumen, fisik, mental, kompetensi," tuturnya.
Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid mengatakan, BNP2TKI selanjutnya menyerahkan wewenang dan tugas dari perawatan Shinta yang bekerja di Taiwan kepada Kementerian Sosial.
Ia menambahkan, KDEI Taipei, Kemnaker, Kemlu, dan BNP2TKI bersama-sama mempersiapkan kepulangan Shinta dari Taiwan ke Tanah Air.Persiapan itu di antaranya ambulans di bandara kedatangan, rumah sakit rujukan, pemulangan ke daerah asal di Banyumas, serta perlengkapan lainnya.
Baca Juga: Pemerintah Segera Pulangkan Shinta Danuar ke Kampung Halaman
Sementara itu, Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, Kemensos akan seoptimal mungkin memfasilitasi Shinta, baik untuk perawatan Shinta, maupun keluarga yang mendampinginya.
"Kemensos mewakili negara akan memberikan suport bantuan terhadap biaya transportasi dan biaya hidup bagi orang tua Shinta yang jauh datang dari Banyumas mendampingi perawatan Shinta di Rumah Sakit," kata Mensos.
Sebagai informasi, Shinta Danuar merupakan pekerja migran asal Desa Purwodadi, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas. Ia bekerja di Taiwan sejak April 2014, sebagai perawat orang sakit (orang tua) melalui PPTKIS, PT Sriti Rukma Lestari.
Pada 6 Januari 2015, KDEI Taipei menerima kabar bahwa Shinta dalam kondisi koma dan dirawat di RS Mackay Hsinchu. Pada saat itu, Shinta dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Beberapa waktu kemudian, Shinta sadarkan diri, namun pihak RS menyatakan bahwa paru-paru Shinta sudah tidak dapat mengembang sendiri dan memerlukan alat bantu pernapasan yang harus dipakai seumur hidup. Dengan alasan perawatan jangka panjang, Shinta, dipindahkan ke Heping Hospital Hsinchu.
Baca Juga: Ketua BNP2TKI: Tak Benar, Pemerintah Tak Peduli Shinta Danuar!
Setelah melewati serangkaian perawatan dalam beberapa tahun, Shinta akhirnya diizinkan untuk pulang ke Indonesia. Pada 23 November 2018, pihak EMS menginformasikan jadwal pemulangan Shinta, yang akan dilakukan pada 29 November 2018, dengan pesawat Eva Air.