KNKT Terus Cari CVR Lion Air JT 610 Selama Setahun ke Depan

Rabu, 28 November 2018 | 15:41 WIB
KNKT Terus Cari CVR Lion Air JT 610 Selama Setahun ke Depan
Petugas memindahkan bagian pesawat Lion Air JT 610 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (4/11/2018). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT akan terus mencari kotak hitam bagian Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air JT 610 selama setahun ke depan. Kotak hitam itu diduga ada di sekitar perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo menjelaskan pencarian black box yang memuat CVR sangat penting guna menyelesaikan hasil investigasi terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Hal itu, kata Nurcahyo selain kecelakan pesawat tersebut menjadi perhatian Internasional, hasil investigasi tersebut juga dibutuhkan sebagai pembelajaran bagi dunia penerbangan.

"KNKT akan berusaha menyelesaikan dalam 12 bulan. Karena ini jadi perhatian dunia. Dan banyak yang ingin belajar agar tidak terulang," kata Nurcahyo, di Kantor KNKT, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2018).

Dalam melakukan proses pencarian CVR, KNKT membutuhkan sebuah peralatan yang mempuni untuk mempermudah proses pencarian. Pasalnya, kata Nurcahyo kemampuan alat yang digunakan sebelumnya tidak cukup optimal untuk menembus medan yang sulit.

Baca Juga: Sebelum Jatuh, Lion Air 6 Kali Alami Masalah

"KNKT masih melanjutkan pencarian black box CVR, hanya saja dengan kendala yang ada kami membutuhkan kemampuan dan alat yang berbeda dengan yg kemarin dipakai. Pertama karna lokasi dekat dengan pipa pertamina dan pipa fiber optik. Maka kita membutuhkan kapal yang bisa berhenti tanpa jangkar," imbuhnya.

KNKT juga membutuhkan alat penyedot lumpur. Mengingat, lumpur di dasar laut titik lokasi jatuhnya pesawat cukup dalam. KNKT juga memerlukan alat crane yang memiliki kemampuan yang lebih besar dan juga membutuhkan alat penyelam yang memiliki kemampuan untuk bertahan di dalam laut lebih lama.

"Berikutnya kita masih membutuhkan alat crane yang kemampuan lebih besar. Karena kemaren Baruna Jaya kapasitas hanya dua ton, jadi kita butuh yang lebih besar. Dan satu lagi kita butuh alat selam, di mana para penyelam bisa lebih lama di dalam air. Karena yang kemarin itu kalau nggak salah penyelam hanya 10 menit dalam setiap kali selam," imbuhnya.

Sejumlah alat yang diperlukan tersebut kekinian tengan diskusikan oleh KNKT, salah satunya terkait kapal yang akan digunakan nantinya. Nurcahyo berharap dalam satu hingga dua hari ke depan kapal tersebut akan segera diberangkatkan dari Singapura.

"Untuk sementara semua alat dan kapal yang kita butuhkan ini, sekarang ini sampai tadi malam, sedang ada diskusi memilih kapal. Harapannya dalam satu dua hari ini kapal akan segera berangkat dari Singapura menuju ke lokasi," pungkasnya.

Baca Juga: Hasil Lengkap Investigasi Lion Air JT 610

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI