Suara.com - Penyebab pasti kematian Archi Cherrya Oktiandini (25), dokter muda yang tengah mengandung anak pertama, urung diumumkan ke publik.
Alih-alih mengumumkan, jajaran Polres Lebak bungkam seribu bahasa. Upaya konfirmasi awak media tak pernah direspons.
Indomaret di Jalan Iko Jatmiko, Kelurahan Rangkasbitung Barat, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, hingga Minggu, 25 November 2018 masih terpasang garis polisi.
Sejak peristiwa tewasnya dr Archi Cherrya Oktiandini (25), Sabtu 17 November 2018, Indomaret tak beroperasi.
Baca Juga: Tim Prabowo Minta Jokowi Gunakan Diksi yang Menyatukan Masyarakat
Wartawan BantenHits—jaringan Suara.com Fariz Abdullah melakukan penelusuran untuk menyingkap fakta terkait kematian dokter muda mantan model sampul Majalah Gadis dan presenter televisi swasta ini.
Salah seorang pegawai Indomaret yang minta namanya dirahasiakan mengungkap, kejadian berawal saat pukul 08.00 WIB.
Listrik di sekitar Jalan Iko Jatmiko padam. Pegawai Indomaret pun menyalakan genset. Sekitar pukul 10.00 WIB genset juga padam lantaran kehabisan bahan bakar.
“Setelah habis bahan bakar Indomaret tutup, ketika ditutup tidak lama kita semua yang berada di dalam toko merasa mual dan pusing, kita juga tidak tahu kalau didalam kontrakan ada penghuninya,” katanya.
Menurutnya, setelah merasakan mual dan pusing pegawai yang berada didalam toko langsung dilarikan ke RSUD dr. Adjidarmo untuk mendapatkan penanganan medis.
Baca Juga: Enam ABK Indonesia Ditelantarkan di Senegal, Tidur Bareng Anjing
“Kita sudah sesuai SOP menyalakan genset di luar ruangan dan biasanya juga kalau menyalakan genset letak genset selalu tidak berubah, saat genset padam juga tidak keluar asap ataupun bau lainnya, biasa saja tapi tiba-tiba pusing,” jelasnya.
Sementara, Joni, salah seorang pedagang parfum yang berada tepat di depan Indomaret dan kamar kosan korban menuturkan, saat kejadian tak ada fenomena yang tak lazim di lokasi kejadian.
Satu-satunya peristiwa yang menjadi pusat perhatian bersama adalah aliran listrik yang mati saat itu.
“Jadi tak ada jeritan, asap atau kegaduhan,” ungkapnya.
Perempuan kelahiran 7 Oktober 1993 ini dikenal sebagai sosok yang ceria, pantang menyerah, bahkan ulet dalam meraih cita-cita yang diimpikannya.
Archi mulai mengenyam pendidikan di SDN 4 Pandeglang selama 6 tahun kemudian beranjak ke SMP Islam Al-Azhar 11 Serang dan meneruskan ke SMAN 1 Kota Serang.
Saat SMA itulah anak tunggal ini mulai bertemu dan mengenal dr Farizky Baskoro, lelaki yang kemudian menjadi suaminya.
Dimas, kerabat korban menjelaskan, Archi dengan Ibas—sapaan akrab Farizky Baskoro—sudah mengenal satu sama lain sejak duduk di bangku SMA.
Archi saat itu memang bisa disebut sebagai bintang sekolah menyusul berbagai prestasi yang didapat seperti Juara Nong Banten angkatan ke-2, hingga menjadi gadis sampul.
“Mereka sudah kenal sejak SMA, namun dekat-dekatnya setelah lulus. Archi memang sosok yang terkenal di sekolah,” kata Dimas seperti diberitakan BantenHits—jaringan Suara.com, Selasa (20/11/2018).
Menurut Dimas, Archi memutuskan melanjutkan pendidikannya di Universitas Trisakti dan memutuskan untuk menjadi seorang dokter, mengikuti pilihan profesi Ibas.
“Beda kampus tapi akhirnya satu profesi,” ucapnya.
Ibas dan Archi memutuskan untuk membawa hubungan asmaranya ke jenjang yang lebih serius, 9 Juli 2017. Mereka menjalani prosesi lamaran.
“Dan akhirnya menikah pada 14 Januari 2018,” ujarnya.
Dimas menilai, keduanya sosok yang romantis, terlebih Ibas yang diketahui kerap berdua mengikuti langkah Archi saat pada luar jam tugas.
“Setahu saya dr Ibas ini romantis, mereka selalu berdua,” ucapnya.
Berita ini kali pertama diterbitkan BantenHits.com dengan judul “Pengakuan Saksi Ungkap Fakta Kematian dr. Archi Cherrya Oktiandini; Tak Ada Jeritan, Asap, atau Kegaduhan”