Wiranto: Jangan Malu Jadi Orang Boyolali

Kamis, 22 November 2018 | 18:14 WIB
Wiranto: Jangan Malu Jadi Orang Boyolali
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto. (suara.com/Ummi H Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto meminta masyarakat yang berasal dari desa tak malu menjadi orang desa, termasuk tak malu menjadi warga Boyolali. Hal ini disampaikan Wiranto di hadapan peserta Rakornas Persiapan Pemilu Serentak Tahun 2019 di Hotel El Royale Jakarta Utara, Kamis (22/11/2018).

"Jangan malu jadi orang deso, jangan malu jadi orang Boyolali," ujar Wiranto dalam sambutannya.

Dia pun menyebut, banyak jenderal-jenderal dan pengusaha berasal dari Boyolali, termasuk dirinya. Tak dijelaskan alasan Wiranto menyampaikan diksi Boyolali di acara tersebut

"(Orang Boyolali) Banyak jadi jenderal dan jadi pengusaha. Saya dari Boyolali juga," kata dia.

Baca Juga: Fadli Zon: Prabowo Tak Hina Tukang Ojek

Sebelum menyinggung Boyolali, awalnya Wiranto mengatakan harus ada pembangunan nasional yang berkesinambungan di Indonesia. Pembangunan nasional yang berkesimbungan tersebut, kata Wiranto, sudah dijalankan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Saya bukan muji-muji diri sendiri. Karena saya punya pengalaman di empat pemerintahan, jadi ngomongnya musti bener. Dari Pak Harto (Presiden Soeharto) sudah jadi menteri, Pak Habibie, Gus Dur (Abdurrahman Wahid), sudah jadi menteri. Jadi sudah punya pengalaman melihat kebijakan yang merakyat kaya apa, seperti apa," ucap dia.

Tak hanya itu, Wiranto mengaku sudah mempelajari sembilan program Nawacita Jokowi selama memimpin. Salah satu Nawacita Jokowi, kata Wiranto, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

"Semuanya sudah bagus, rencananya bagus. Nawacita itu banyak sekali. Nawa cita-cita, cita-citanya nawa, banyak. Tapi satu saja yang saya membaca, bahwa kita membangun dari pinggiran. Yang berasal dari pinggiran banyak. Banyak nggak? Banyak. Yang dari pinggiran Indonesia angkat tangan. Kok cuma sedikit. Pinggiran itu batas-batas wilayah Indonesia dengan negara lain," tandasnya.

Diketahui, diksi Boyolali sempat menjadi polemik setelah calon presiden Prabowo Subianto menyebutkan "tampang Boyolali" di hadapan pendukungnya saat peresmian kantor Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga di Boyolali, beberapa waktu lalu. Setelah banyak menuai kritik karena dianggap melecehkan warga Boyolali, akhirnya Prabowo meminta maaf.

Baca Juga: Makan Mi Instan 3 Minggu Berturut-turut, Berujung di Rumah Sakit

Prabowo mengaku tidak bermaksud untuk merendahkan warga Boyolali melalui pidatonya tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI