”Jenazah tidak perlu dibawa ke rumah, langsung dibawa ke Sari Mulya. Petugas memandikan jenazah, hingga ke proses pemakaman,” tukasnya.
Mengenai mal pemakaman ini, Kepala Kemenag Kota Tangsel Abdul Rojak dihubungi via telepon mengatakan ada dua hal dari sudut pandang Islam.
Pertama, dalam hukum Islam ada fleksibilitas seiring dengan perkembangan zaman. Terpenting bagi keluarga yang hidup harus mengurus. Jika membiarkan jenazah tidak diurus hukumnya haram.
Hukum pemakaman muslim dan nonmuslim satu areal, tidak diperbolehkan dan haram hukumnya. Pemakaman muslim dan nonmuslim harus ada batas-batas itu yang diperbolehkan.
Baca Juga: DPR Panggil Menhub Bahas Insiden Lion Air PK-LQP
“Sementara bagaimana menyatukan dua mayat dalam satu lubang di satu lahad. Jika demikian hukumnya haram. Namun, bagaimana jika satu kuburan tapi liang lahatnya berbeda. Pendapat ulama diperbolehkan asalkan tidak tercium bau ketika mau memasukan jasad yang kedua,” tukasnya.
Sementara Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengakui mendukung adanya mal pemakaman. Katanya hal ini bisa mempermudah pemakaman serta mengurangi kebutuhan lahan TPU di Tangsel.
Berita ini kali pertama diterbitkan BantenHits.com dengan judul “Lahan Pemakaman Sempit, Disperkimta Kota Tangsel Gagas Mall Pemakaman di Setu”