Suara.com - Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni berpendapat bahwa pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno tak kredibel sebagai pemimpin masa depan. Dirinya menyebut jika tim kampanye Prabowo-Sandiaga memiliki koordinasi yang buruk.
"Ini adalah waktunya membuka mata rakyat bahwa memang oposisi tidak kredibel itu benar, satu orang ngomong A kemudian dibantah yang lain," kata Raja Juli di Polda Metro Jaya, Kamis (22/11/2018).
Raja Juli membeberkan contoh koordinasi yang buruk dalam tubuh tim pemenangan Prabowo-Sandiaga, yaitu pada saat wakil ketua tim kampanye Prabowo-Sandiaga, Mardani Ali Sera menjanjikan Prabowo akan menaikan gaji guru ketika menang namun segera dibantah oleh Prabowo sendiri.
"Ini sebenarnya yang lucu, ketika Mardani akan usulkan kenaikan gaji Rp 20 juta tapi kemudian dibantah sendiri oleh pak Prabowo dan pak Sandi," jelasnya.
Baca Juga: Alasan Polisi Belum Juga Simpulkan Motif Pembunuhan Dufi
Raja Juli juga memberikan contoh saat Hashim Djojohadikusumo mengusulkan uang braile, untuk kemudahan bertransaksi penyandang tuna netra. Menurutnya, hal tersebut tak diperlukan, karena sejak lama uang Indonesia sudah didesain untuk para disabilitas.
"Kita tahu semua sejak 2004 sudah ada. Teman tuna netra bisa mengidentifikasi pecahan 100 ribu," tutur Juli.
Lebih jauh, Raja Juli mengatakan buruknya koordinasi hari ini bisa jadi cerminan kepemimpinan Prabowo-Sandiaga ke depan. Dirinya meyakinkan Prabowo-Sandiaga bukan pemimpin negara yang baik.
"Ini menggambarkan ketika kekuasaan belum ada di tangan bahkan jauh dari tangan tapi mereka tidak miliki koordinasi yang baik. Jadi bagaimana menyandarkan kepemimpinan, memberikan kekuasaan kepada orang yang tidak memiliki cukup ilmu pengetahuan. Kedua, tidak mengerti koordinasi," pungkasnya.
Baca Juga: Hercules Dibekuk, PT Nila Alam Kini Tak Dihantui Preman