Suara.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional pasangan calon presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya tak setuju dengan usulan kenaikan upah guru menjadi Rp 20 juta.
"Jadi kami enggak setuju dengan impor itu," ujar Hasto di Rumah Aspirasi Jokowi-Ma'ruf, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Keberatan itu disampaikan Hasto menanggapi pernyataan Wakil Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto–Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera yang mengusulkan agar upah guru dinaikkan menjadi Rp 20 juta.
Hasto menuturkan jika Indonesia terlalu banyak mengimpor guru-guru dari luar negeri, dikhawatirkan akan menggerus budaya Indonesia.
Baca Juga: Iin Puspita Ternyata Dibunuh Rekannya Sesama Pemandu Lagu
"Kalau kita terlalu banyak impor nanti seluruh makam diloncatin kan enggak bagus, karena enggak paham budaya kita. Paling penting itu sebuah bangsa akan maju apabila bangsa ini membangun rasa percaya diri kepada bangsa. Apabila bangsa ini digerakkan semangat juang yang terus menyala-menyala ketika sistem pendidikan dikuasai pemerintahan kolonial, itu muncul patriotisme," kata dia.
"Jadi kita munculkan adalah rasa patriotisme, dedikasi bagi bangsa ,tapi ada kompetisi yang sehat bagi peningkatan kualitas pendidikan kita," sambungnya.
Sebelumnya, tim BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengusulkan agar upah guru dinaikkan menjadi Rp 20 juta. Kenaikan gaji guru tersebut dinilai bakal berimbas meningkatnya kualitas pendidikan.
"Perbaikan utama mau tak mau gaji guru dinaikkan, diseleksi secara baik. Gurunya yang terbaik. Kalau gaji guru Rp 20 juta, nanti orang-orang di seluruh dunia datang (ke Indonesia) mengajar anak kita. Nanti disiapkan kepala sekolahnya dari kita," kata Mardani di Jalan Raya Malaka, Kelapa Sawit, Jakarta Timur, Selasa (20/11/2018)
Baca Juga: JavaMifi Luncurkan Layanan Pocket Modem Pascabayar