Kampung di Tangerang Berubah Gara-gara Pohon Dewa

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 21 November 2018 | 14:54 WIB
Kampung di Tangerang Berubah Gara-gara Pohon Dewa
Ketua RT01/03 Samsul Bahri menunjukkan pohon samsit alias pohon dewa yang ditanam di pinggir rumahnya. [BantenHits.com/ Maya Aulia Apriliani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terbatasnya lahan di Kota Tangerang, Banten, membuat masyarakat terus memanfaatkan sedikit ruang di gang-gang yang ada di kampungnya untuk bercocok-tanam.

Jika umumnya warga senang menanam tanaman hias atau tanaman lainnya, warga Kampung Samsit justru menanam satu jenis pohon saja: pohon dewa.

Wartawan BantenHits—jaringan Suara.com, Maya Aulia Apriliani melaporkan, Samsit sendiri adalah nama lain dari pohon dewa. Kampung Samsit berada di RW 03, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.

Kampung ini awalnya disebut Kampung Pasar Baru, sejak warganya ramai-rami menanam pohon dewa alias samsit, Kampung Pasar Baru kini berubah menjadi Kampung Samsit.

Baca Juga: Pelatih Argentina Senang Dybala dan Icardi Bikin Gol Perdana

Ketua RT1/3 Samsul Bahri, yang juga pencetus penanaman pohon Samsit mengatakan, ide menanam Samsit tersebut berawal dari dirinya yang terlibat kecelakaan hingga harus diamputasi beberapa tahun silam.

“Awalnya saya kecelakaan, lalu kaki saya seperti patah. Sudah dibawa ke rumah sakit, disuruh amputasi. Saya tak mau. Akhirnya saya minta obat semacam arak gosok ke temen saya yang Tionghoa,” kata Samsul, Rabu 21 November 2018.

Alih-alih diberikan arak gosok, lanjut Samsul, temannya malah memberikan selembar daun sampit. Ia diminta menanam pohon tersebut untuk dijadikan obat.

“Akhirnya saya tanam dan tumbuh, daunnya jadi banyak, setiap hari digiling sampai halus terus ditempelkan ke yang luka, akhirnya sembuh,” ujarnya.

Lantaran sudah merasakan sendiri khasiatnya, Samsul dan sang istri membudidayakan tanaman tersebut. Pasalnya, kalau dijual tanaman Samsit memiliki harga yang fantastis.

Baca Juga: Bebas, Gembong Bali Nine Renae Lawrence Dipulangkan ke Australia

“Untuk satu lembar daun saja harganya Rp 50.000, untuk ubinya bisa mencapai Rp 150.000 kalau basah dan Rp 300.000 kalau kering,” ujarnya.

Lantaran harganya yang fantastis, seluruh masyarakat mau untuk menanam tanaman obat ini di setiap rumahnya.

Bahkan, seluruh tanaman hias yang mewarnai rumah masyarakat diganti dengan tanaman samsit tersebut.

“Karena tanamnya juga gampang hanya tinggal stek saja, jadi mereka juga mau untuk menanam karena harganya juga mahal, dijual nya mahal akhirnya bisa meningkatkan ekonomi mereka,” ujarnya.

Ia berharap, dengan adanya tanaman Samsit di setiap rumah, masyarakat dapat meningkatkan ekonominya masing-masing di tengah harga kebutuhan pokok yang melambung.

Cerita tentang pohon samsit yang ditanam warga di kawasan ini, dengan cepat tersebar dari mulut ke mulut, terutama di antara penampung dan petani samsit.

Sekitar 2016, kawasan ini mulai viral dengan sebutan Kampung Samsit. Sejak itulah sampai saat ini Kampung Pasar Baru berubah jadi disebut Kampung Samsit.

Berita ini kali pertama diterbitkan BantenHits.com dengan judul “Kampung Ini Berubah Nama sejak Warganya Nanam Pohon Dewa, Ternyata Harga Selembar Daunnya Rp 50 Ribu dan Ubinya Rp 300 Ribu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI