Suara.com - Mamanun, Ketua RT 3, Gang Senang masih tak menyangka nasib Ciktuti Iin Puspita harus tewas dalam kondisi mengenaskan di kamar indekosnya. Jasad wanita itu ditemukan sudah membusuk di dalam lemari pakaian.
Pria berusia 52 tahun ini baru tahu kabar Iin Puspita tewas ketika polisi tiba di indokos 21.
"Saya kaget pas dibilang di sini ditemuin mayat. Saya baru dikasih tahu mereka pas polisi datang," kata Mamanun saat ditemui wartawan di rumahnya, Selasa (20/11/2018).
Sebelum polisi datang, Mamanun mengaku sempat diajak penjaga kos Wahyu dan pemilik untuk mengecek rekaman kamera pengintai atau CCTV yang terpasang di indekos itu.
Baca Juga: Persela Dipermak Persija, Aji Komentari Gol yang Berbau Offside
"Saya sempat ditelepon sama Rofik, Wahyu dan Anita (para penjaga kost) sekitar jam 12.30 WIB. Mereka lalu ajak saya lihat rekaman CCTV beberapa hari lalu, " jelasnya saat ditemui dirumahnya," kata dia.
Malah, awalnya dia tak diberitahu jika ada penghuni kos yang meninggal dunia. Alasan dirinya diajak untuk melihat rekaman CCTV karena ada peristiwa pencurian rumah tersebut,
"Saya sempat enggak dikasih tahu kalau mereka bertiga itu ketemu mayat. Jadi saya diajak untuk lihat CCTV aja. Saya kira awalnya ada kemalingan, " lanjutnya.
Namun, dia mengaku jika rekaman CCTV tak merekam secara jelas gambaran situasi di lingkungan indekos
"Pas saya lihat CCTV-nya kosong tuh enggak ada keliatan apa apa," bebernya.
Baca Juga: Heboh, Motor Sport Ditemukan Pria Ini di Tumpukan Sampah
Sebelumnya, Iin Puspita ditemukan tewas di dalam lemari baju di kamar indekosnya, siang tadi. Saat ditemukan tewas, kondisi leher korban terlilit tali. Sejauh ini, polisi juga belum bisa menyimpulkan penyebab kematian termasuk pelaku dan motif pembunuhan. Sebab, polisi masih menunggu hasil autopsi dari rumah sakit terkait kasus pembunuhan sadis tersebut.