Jokowi Dibandingkan dengan Soeharto, PDIP: Kebangetan!

Selasa, 20 November 2018 | 12:35 WIB
Jokowi Dibandingkan dengan Soeharto, PDIP: Kebangetan!
Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari. (Suara.com/Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari kesal Joko Widodo atau Jokowi dibandingkan dengan mantan presiden kedua Soeharto. Terutama dalam hal pembangunan infrastruktur.

Eva tak setuju penilaian pembangunan di era Jokowi tidak disertai dengan pembangunan industri di sampingnya. Menurutnya hal tersebut tidak sesuai dengan fakta yang ada.

“Bagaimana membangun industri tanpa infrastruktur (jalan)? Jokowi kan diwarisi deindustrialisasi yang salah satunya karena tidak ada insentif terutama infrastruktur dan energy (listrik) Jokowi sudah menjawab dengan indeks investment yang membaik secara signifikan,” kata Eva kepada Suara.com, Selasa (20/11/2018).

Eva pun tak sepakat apabila ada pihak yang membandingkan Jokowi dengan Soeharto. Menurutnya berlebihan apabila Jokowi yang baru memimpin Indonesia selama 4 tahun kemudian dibanding-bandingkan dengan Soeharto yang memimpin Indonesia selama 32 tahun dengan gaya otoriternya.

“Kalau membandingkan dengan Seoharto yo kebangetan, 32 tahun jadi diktaktor. Jokowi tidak ditinggali warisan yang sehat misalnya sistem penganggaran yang akuntabel, malah KKN,” ujarnya.

Eva pun mengetahui apabila ketersediaan bahan-bahan pangan di zaman Jokowi dibandingkan dengan Soeharto yang disebut berhasil mengadakan swasembada pangan. Jokowi malah tengah disoroti karena mengimpor barang-barang yang menurut banyak pihak masih bisa disediakan di dalam negeri.

Eva pun meminta untuk tidak memandang sebelah mata kepada Jokowi. Pasalnya, di samping adanya impor yang menurutnya tidak bisa dihindari, jumlah ekspor Indonesia ke luar negeri pun terus meningkat setiap tahunnya.

“Meski Kabupaten Jombang sudah ekspor beras ke Vietnam (karena over supply) ternyata kita perlu impor untuk di daerah lain. Untuk ikan kelebihan sebagai dampak kesuksesan Bu Susi menghabisi illegal fishing. Tapi toh sarden masih impor dari Taiwan. Ekspor ikan kita naik dan menyumbang APBN. Sementara tidak pernah terjadi disebelumnya,” pungkasnya.

Baca Juga: Andi Arief Demokrat Ungkap Beda Soeharto dan Jokowi Jelang Pemilu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI