Suara.com - Politisi Partai Demokrat Andi Arief membandingkan pemerintahan di zaman Presiden Soeharto dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelang Pemilu. Menurut Andi, keduanya memiliki tujuan yang sama, namun dengan cara yang berbeda.
Andi melihat banyak kesamaan tujuan di antara Soeharto dengan Jokowi. Akan tetapi, dirinya pun menilai cara dari masing-masing yang berbeda jauh. Contohnya ialah cara mendongkrak suara untuk Pemilihan Umum.
“Pak Harto memobilisasi rakyat dengan berbagai apel kebulatan tekad menjelang Pemilu mendukung Pencalonan periode berikutnya. Pak Jokowi memobilisasi kepala daerah dengan kebulatan tekad tanpa apel dengan tujuan sama,” kata Andi dalam akun Twitternya, Senin (19/11/2018).
Kemudian Andi pun melihat cara Jokowi yang berbeda dengan Soeharto dalam segi penegakkan hukum. Menurut Andi, cara Soeharto menerapkan aturan ialah dengan ancaman kekerasan kemudian dimasukan ke penjara.
Baca Juga: Dicap Jualan Orba, Jubir: Prabowo Sering Kritik Soeharto
Kalau Jokowi, kata Andi, tidak dengan menggunakan kekerasan. Tapi penjara menjadi ancaman yang paling menakutkan dalam Pemerintahan Jokowi.
“Dulu Dwi Fungsi ABRI Sekarang Dwi Fungsi Penyidik dan Penyelidik Negara. Dulu ancaman kekerasan dan penjara. Sekarang tanpa kekerasan tapi ancaman penjara jadi andalan,” pungkasnya.