Suara.com - Juru debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, Sodik Mudjahid menilai persona Maruf Amin telah banyak berubah setelah menjadi Calon Wakil Presiden nomor urut 1 pendamping Jokowi.
Ia mencontohkan, perubahan itu terasa saat Maruf Amin menolak meminta maaf karena menggunakan diksi budek dan tuli bagi orang yang tak mau memilihnya dan Jokowi.
Menurutnya, keengganan Maruf Amin meminta maaf itu menunjukkan kelas yang berbeda kala sang kiai belum menjadi cawapres.
"Prabowo – Sandiaga dengan Jokowi – Maruf Amin beda kelas. Prabowo – Sandiaga jika ada hal yang membuat masyarakat kurang nyaman tidak ragu-ragu minta maaf. Tapi rival kami tidak mau meminta maaf,” kata Sodik kepada Suara.com, Senin (19/11/2018).
Baca Juga: Gomez Bantah Tuding Pemain Persib Terima Suap
Saat disinggung apakah Maruf Amin harus meminta maaf, Sodik enggan menjawabnya. Akan tetapi, Sodik menilai bahwa Maruf Amin sudah berubah semenjak dirinya menjadi cawapres.
"Ya begitulah kelasnya sekarang. Bukan lagi sosok Ketua Majelis Ulama (MUI). Berubah sekali," pungkasnya.
Untuk diketahui, Maruf Amin mengakui pernyataannya soal buta dan budek bukan untuk menyinggung fisik siapa pun terutama kaum disabilitas.
Hal itu disampaikan Maruf menanggapi adanya aksi unjuk rasa Persatuan Aksi Sosial Tuna Netra (PASTI) di kantor Majelis Ulama Indonesia, yang menuntut dirinya meminta maaf.
"Wong enggak menyinggung mereka (kaum disabilitas) kok minta maaf. Saya enggak menyinggung siapa-siapa," kata dia.
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-51, Indosat Bagi Paket Internet Murah