Menaker Minta Pemerintah Desa Bantu Lindungi Pekerja Migran

Senin, 19 November 2018 | 16:35 WIB
Menaker Minta Pemerintah Desa Bantu Lindungi Pekerja Migran
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M. Hanif Dhaikiri. (Dok: Kemnaker)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M. Hanif Dhaikiri, menilai keterlibatan pemerintah desa dalam memfasilitasi warganya yang ingin menjadi pekerja migran melalui prosedur yang benar dan legal adalah sangat penting.

Banyaknya calo yang beredar di desa selama ini, menyebabkan banyak aparatur pemerintah desa tak mengetahui bahwa ada warganya bekerja keluar negeri.

"Keterlibatan aparat desa perlu diperkuat. Selama ini, data WNI yang menjadi pekerja migran tidak terkelola dengan baik, karena banyaknya calo beredar di desa-desa," ujarnya, saat memberikan arahan Jambore Petugas Desmigratif Nasional, di Village Hall Pusat Pelatihan Kerja/SETC (Sampoerna Enterpreneurship Training Center), Dusun Betiting, Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo, kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (17/11/2018).

Jambore Nasional Desmigratif yang berlangsung selama tiga hari itu diikuti 108 peserta petugas Desmigratif angkatan 2017 dari seluruh Indonesia dan dilaksanakan dalam bentuk penyampaian materi, sharing pengalaman, dan tanya jawab.

Baca Juga: Hadapi Ekonomi Digital, Kemnaker Siapkan Generasi Muda Indonesia

Menurut Hanif, selama ini, pemerintah terus memperkuat program di desa desa agar tifak bersifat parsial, tak kompreshensif dan tak terpadu. Menurutnya, desa sebagai fokus program Desmigratif, sangat penting dijangkau secara nasional.

Ia mengatakan, layanan migrasi sebagai salah satu dari empat pilar program Desmigratif sebenarnya merupakan P3K untuk proses migrasi. Di situ ada pendataan dan pendaftaran sebagai antisipasi pendataan awal migrasi.

"Jadi orang yang keluar masuk ke desa bisa terdata dan terkelola dengan baik. Hal ini perlu dilakukan, terutama bagi yang penduduknya bekerja di luar negeri," kata Hanif.

Ia menambahkan, selama ini, data WNI yang menjadi pekerja migran tidak terkelola dengan baik. Misalnya pengalaman saat mengirim jenazah pekerja migran ke Jateng, ternyata pekerja migran tersebut asal Jatim. Demikian pula saat dikirim ke Jatim, ternyata orang NTB.

"Kita kirim ke NTB, ternyata orang NTT. Kenapa? Karena prosesnya di luar. Pemerintah desa bahkan tak tahu ada warganya keluar negeri, karena calo-calo mengambil dan memprosesnya di luar daerah. Ini perlu diatasi bersama," katanya.

Didampingi Dirjen Binapenta PKK, Maruli A. Sihaloho, Direktur PTKLN, Soes Hindharno, Menaker mengatakan bahwa tujuan digelarnya Jambore Nasional Petugas Desmigratif adalah untuk mempertemukan petugas seluruh Indonesia dan membangun solidaritas dalam menguatkan aliansi-jaringan bersama; ajang tukar pikiran antar petugas Desmigratif; dan sebagai evaluasi kinerja Petugas Desmigratif dalam melayani dan memberdayakan PMI serta keluarganya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI