Suara.com - Presiden AS Donald Trump mengatakan dia telah diberitahu tentang rekaman pembunuhan wartawan Arab Jamal Khashoggi, tetapi tidak akan mendengarkannya langsung.
"Itu adalah rekaman penderitaan, itu rekaman yang buruk," katanya kepada Fox News Sunday dikutip BBC.
Presiden AS mengatakan, dia tidak harus mendengarkan rekaman secara langsung, mengingat dia telah diberi penjelasan lengkap tentang isinya.
"Aku tahu semua yang terjadi di rekaman itu tanpa harus mendengarnya. Itu sangat kejam, sangat ganas dan mengerikan," katanya kepada Fox.
Baca Juga: Turki Klaim Bagikan Rekaman Pembunuhan Jamal Khashoggi
Rekaman yang mengejutkan dan memberatkan itu dibagikan oleh Turki kepada AS dan sekutu Barat lainnya.
Presiden Trump mengatakan bahwa Muhammad bin Salman telah memberitahunya bahwa dia tidak tersangkut dengan pembunuhan itu.
Trump menambahkan bahwa mungkin tidak ada yang akan mencari tahu siapa di balik pembunuhan itu, dan menunjuk sanksi AS yang dikenakan pada individu yang diduga terlibat.
"Tetapi pada saat yang sama kami memiliki sekutu dan saya ingin tetap dengan sekutu yang dalam banyak hal telah sangat baik," tambahnya.
Meskipun CIA tidak dikatakan memiliki bukti langsung yang menghubungkan Putra Mahkota Muhammad bin Salman dengan pembunuhan itu, para pejabat dilaporkan percaya bahwa itu tidak mungkin terjadi tanpa persetujuannya.
Baca Juga: Begini Pandangan Putra Mahkota Saudi Tentang Jamal Khashoggi
Tapi pada hari Sabtu (17/11/2018) waktu setempat, Departemen Luar Negeri mengatakan, pemerintah AS belum mencapai kesimpulan akhir tentang pembunuhan itu, dengan banyak pertanyaan tak terjawab yang tersisa.
Presiden Trump telah berbicara dengan CIA tentang temuannya.
"Kami akan memiliki laporan yang sangat lengkap selama dua hari ke depan, mungkin Senin atau Selasa," katanya kepada wartawan.
Sekutu Trump, Senator Republik Lindsey Graham, mengatakan, dia tidak percaya sanggahan yang disampaikan Putra Mahkota.
"Jika dia akan menjadi wajah Arab Saudi maju, saya pikir kerajaan akan mengalami kesulitan di panggung dunia," katanya kepada NBC.
Seperti diketahui, CIA dilaporkan telah menyimpulkan, Pangeran Mahkota Saudi kuat berada di belakang pembunuhan itu tetapi Gedung Putih belum mendukung penilaian itu.
Arab Saudi telah menyebut klaim itu palsu dan menyangkal bahwa Putra Mahkota Muhammad bin Salman mengetahui pembunuhan itu.
Khashoggi, seorang kritikus terkemuka dari pemerintah Saudi, tewas setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu untuk mendapatkan dokumen pernikahan.
Pihak Arab Saudi mengatakan, terbunuhnya Khashoggi sebagai hasil aksi kejahatan terencana.
Bahkan, pendukung di Kongres AS telah menekan Presiden Trump untuk memberikan tanggapan yang lebih keras terhadap pembunuhan itu. Namun, karena berkaitan dengan Arab Saudi sebagai mitra kunci di Timur Tengah, mungkin menjadi hal yang membuat Trump enggan melakukannya. [BBC/Fox News/NBC]