Suara.com - Amerika Serikat bersama Australia akan membangun sebuah pangkalan militer angkatan laut di Pulau Manus, Papua Nugini, demikian dikatakan Wakil Presiden AS, Mike Pence seperti diwartakan Reuters.
Rencana itu diumumkan Pence pada Sabtu (17/11/2018) di sela-sela pertemuan APEC di Port Moresby, Papua Nugini yang turut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
Pembangunan pangkalan militer itu sendiri dinilai sebagai upaya AS dan sekutunya untuk melawan dominasi Cina di Kepulauan Pasifik.
"Amerika Serikat akan bermitra dengan Papua Nugini dan Australia dalam pembangunan Pangkalan Angkatan Laut Lombrum," kata Pence menyebut nama pangkalan di Pulau Manus itu.
"Kami akan bekerja sama dengan negara-negara ini untuk melindungi kedaulatan dan juga hak maritim dari Kepulauan Pasifik," kata Pence.
Cina, menurut BBC, dalam beberapa tahun terakhir banyak memberikan pinjaman dalam bentuk proyek infrastruktur di kawasan Pasifik, termasuk di Papua Nugini. Cina bahkan disebut tertarik untuk membangun kembali sebuah pelabuhan strategis di Pulau Manus.
Menurut para analis, jika Cina berhasil membangun pelabuhan di Pulau Manus, maka militer Cina akan memiliki akses lebih mudah ke pangkalan militer AS di Guam. Selain itu, ruang gerak militer AS dan Australia di Pasifik akan semakin terbatas.
Pulau Manus sendiri adalah salah satu pangkalan angkatan laut utama AS di Perang Dunia II, terutama dalam strateginya menangkal dan melawan gerak pasukan Jepang.
Meski demikian, Pence tak menjabarkan lebih rinci soal rencana AS terkait pangkalan militer itu atau apakah akan ada kapal perang AS yang ditugaskan secara permanen di perairan itu.
Ia hanya menegaskan bahwa AS berkomitmen untuk menjaga rute Indo-Pasifik tetap terbuka dan bebas.
Sementara di sisi lain Menteri Pertahanan Australia, Christopher Pyne mengatakan bahwa beberapa kapal perangnya akan ditugaskan secara permanen di Pulau Manus.