Di mana lokasi untuk dapat melihat bekas-bekas gedung runtuh bekas perang atau bekas pemboman? Ternyata sulit menemukannya. Alasan warga, bom atau ledakan sudah menjadi kebiasaan di Baghdad, ledakan bukan hal aneh. Bagi mereka bila terjadi ledakan, satu hingga dua jam sempat ribut, namun langsung dibersihkan sehingga tidak ada bekas-bekasnya. “Dua jam sudah kembali normal dan tidak kelihatan ada bekas ledakan,” kata Sulaiman, warga setempat.
Meski jalanan terkesan serem, banyak pos-pos pemeriksaan oleh tentara bersenjata lengkap, geliat kehidupan warga Iran tampak mulai normal. Selain terlihat pembangunan gedung - gedung, salah satu simbol kemajuan di Irak adalah aktivitas pusat perbelanjaaan mulai ramai misalnya, menghadiri mall terbesar Al Mansour Mall, atau yang baru saja berdiri Bagdhah Mall. Juga pasar tradisional dan sejumlah tempat ziarah yang ramai dikunjungi warga.
Aktibitas juga ramai di sepanjang Sungai Trigis yang membelah Baghdad. Bila malam libur, dengan libur Jumat dan Sabtu, banyak anak muda nongkrong di atas jembatan. Juga makan ikan bakar yang terkenal, namanya ikan bakar "Masguf". Konon ikan bakar Masguf yang dibudidaya di sepanjang Sungai Trigis.
Ziarah termasuk aktivitas yang paling ramai. Dua lokasi yang sering menjadi tujuan masyarakat adalah Makam Syech Abdul Kadir Jaelani dan Makam Imam Musa Al Kadhim di Kadhimiah.
Kawasan yang sulit masuk bagi warga biasa adalah Green Zone. Di situlah lokasi pusat pemerintahan, termasuk obyek vital, termasuk kedutaan asing. Markas Amerika, sekitar Kedutaan Amerika Serikat paling fenomemal, karena menempati luas belasan hektar sehingga mirip kota dalam kota.
Namun untuk masuk kawasan Green Zone sangat sulit. Harus mengantongi izin dan melewati setidaknya 4 pos, untuk bisa lolos. Pertama pemeriksaan izin masuk, pos berikutnya pemeriksaan kendaraan, pos ketiga pemerikaan scanning mobil dan terakhir pemeriksaan menggunakan anjing pelacak. Baru bebas masuk ke kawasan Kota dalam Kota.