4 Kritik Keluarga Cendana ke Jokowi, dari Utang Sampai Cangkul

Jum'at, 16 November 2018 | 15:20 WIB
4 Kritik Keluarga Cendana ke Jokowi, dari Utang Sampai Cangkul
Titiek Soeharto, politikus Partai Berkarya sekaligus mantan istri Prabowo Subianto, mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/8/2018). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keluarga mendiang mantan Presiden Soeharto belakangan kompak mengkritik Joko Widodo atau Jokowi yang menjadi Calon Presiden di Pilpres 2019. Lewat Partai Berkarya, anak-anak Soeharto mendukung Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Titiek Soeharto dan Tommy Soeharto atau Hutomo Mandala Putra, dua anak Soeharto yang menonjol mengkritik Jokowi. Hanya saja, memang tidak terlalu sering.

Misal saja, saat Titiek berkunjun ke Provinsi Banten beberapa waktu lalu. Titiek Soeharto mengkritik kebijakan bidang pertanian dan pangan era Jokowi sangat lemah. Sampai kini Indonesia banyak Impor pangan. Selain itu program swasembada tidak tercapai.

Titiek Soeharto mengungkit Jokowi berjanji dalam waktu tiga tahun akan swasembada padi jagung kedelai. Tapi nyatanya, lanjut Titiek, sampai sekarang bukan swasembada malah impor.

Baca Juga: Sejak Era Soeharto Tahun 1975 Taman Mini Tak Pernah Bayar Pajak

"Padahal kita ini negeri yang kaya, tapi kita malah impor. Dari beras, jagung, cabai, sampai cangkul diimpor," katanya.

Jauh sebelum Titiek, Tommy Soeharto pun mengkritik. Ketua Umum Partai Berkarya itu prihatin dengan keadaan Indonesia 20 tahun belakangan, setelah reformasi yang menggulingkan ayahnya dari tampuk kursi presiden.

Di Memoarial Jenderal Besar Soeharto, Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta, 11 Juni 2018 lalu, Tommy Soeharto menyoroti utang Indonesia sampai Rp 7.000 triliun.

Di tempat yang sama, Titiek Soeharto pun menilai banyaknya pengangguran di era Jokowi. Jumlahnya sampai 7 juta orang, klaim dia. Selain itu pekerja asing pun membludak di Indonesia.

Hal lain yang kritik keluarga Soeharto adalah soal investasi asing, khususnya pembelian saham Freeport. Divestasi saham Freeport sebesar 51 menurut Tommy Soeharto tidak menguntungkan Papua. Menurutnya, bisa divestasi saham Freeport bisa 100 persen. Hal itu dikatakan Tommy Soeharto di Rimba Papua Hotel (RPH), 19 Oktober lalu.

Baca Juga: Serangan Titiek Soeharto ke Jokowi: Sampai Cangkul Diimpor

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI