John Kei, Pertobatan Godfather of Jakarta di Lapas Nusakambangan

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 16 November 2018 | 14:10 WIB
John Kei, Pertobatan Godfather of Jakarta di Lapas Nusakambangan
[Suara.com/Aldie Syaf Bhuana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Para napi di lapas ini mendapat perlakuan berbeda. Satu napi ditempatkan dalam satu kamar yang dilengkapi kamera pengintai sepanjang waktu. Semua aktivitasnya terpantau dan terekam.

Ransum makan dikirimkan ke kamar masing-masing. Napi tidak dapat berbicara dengan napi lainnya. Kunjungan keluarga dibatasi. Bahkan, napi hanya berhak keluar sel maksimal sejam dalam satu hari.

Kelar tiga bulan mendekam di sel khusus, John Kei dipindahkan ke Lapas Permisan yang berkategori medium risk atau risiko menengah. Masih bagian dari Nusakambangan.

Pria kelahiran Pulau Kei di Maluku itu berkesempatan berinteraksi dengan manusia. Dia juga mulai diajari untuk memiliki keterampilan.

Ternyata, John Kei memilih untuk belajar membatik. Keren.

Pada sela-sela kesibukannya membatik, John Kei menghabiskan waktu untuk membaca dan beribadah.

“Saya dulu tidak pernah ada waktu untuk ibadah. Tapi Nusakambangan membawa Tuhan hadir di diri saya,” kata John Kei kepadaku.

Kehadiran Sang Pencipta itu dirasakannya bersamaan saat dia nyaris mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya.

Tapi kemudian dia berupaya berbicara kepada Tuhan. “Kalau saya mati, saya mau masuk surga. Bukan masuk neraka kerena bunuh diri,” katanya.

Dia meminta bantuan untuk dapat bertahan pada masa penghukuman. Dia menyesali masa lalu. Dia memohon maaf. Dia ingin menghapus pengalaman hidupnya dulu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI