Anak-anak bersekolah di SD, SMP, dan SMA yang berjarak antara 2 hingga 6 km. Mayoritas warga bekerja sebagai petani, pembuat gula aren, dan karyawan lepas perkebunan sawit. Warga mendapat bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) untuk pengembangan usaha batako dan ternak ayam. Sebagian warga juga sudah menerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH).
"Mereka sudah memiliki KTP dan Kartu Keluarga. Dengan tercatatnya data mereka di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, maka membuka akses mereka terhadap program perlindungan sosial seperti PKH dan rastra, serta bantuan subsidi lainya," katanya.
Di setiap lokasi KAT diberikan pendampingan intensif oleh Pendamping Lokal dan Pendamping Sosial Profesional. Di Bolokng terdapat satu Pendamping Sosial Profesional KAT 2017, yakni Ria Anggraini dan Kades sekaligus Pendamping Lokal, Martius.
Pendamping Lokal adalah warga setempat yang dianggap tokoh dan mampu berkomunikasi dengan warga KAT dan orang luar. Pendamping Profesional adalah sarjana berpengalaman yang direkrut dari luar dan ditempatkan di lokasi KAT selama satu tahun.
Mereka akan mentransormasikan berbagai keterampilan dan pengetahuan untuk hidup bersama, termasuk dalam kegiatan praktis bercocok tanam, beternak, dan sebagainya.
Baca Juga: Cukup Informatif, Kemensos Terima Keterbukaan Informasi 2018
Ditemui di lokasi pemukiman, anak-anak mengaku senang tinggal di tempat sekarang. Annisa, siswa kelas 5 SDN Sambeh mengatakan, ia dulu tinggal di bukit di dalam rumah kayu dengan atap dedaunan. Sekarang mereka tinggal di rumah, yang mana jarak antar rumah berdekatan, sehingga mereka bisa bermain bersama teman-teman, bisa bersekolah, dan belajar dengan tenang.
"Dulu khawatir dan takut kalau hujan mulai turun, karena sering ada pohon tumbang menimpa rumah warga. Sekarang sudah tidak takut lagi," kata Bayu, siswa kelas 4 SDN I Sambeh, yang bercita-cita menjadi pilot ini.
Dalam kesempatan ini, Mensos juga berdialog dengan warga dan menanyakan apa saja yang menjadi harapan atau masukan kepada pemerintah pusat. Dengan membawa buku catatan kecil dan pena, Menteri Agus mendatangi warga yang duduk rapi di bawah tenda acara.
Ia bergialog, menyimak setiap masukan dan mencatatnya, mulai harapan soal listrik hingga keinginan akan adanya bantuan sosial lanjutan yang disampaikan oleh warga.
Bantuan Pelanggan
Penyelenggaran Pengumpulan Uang atau Barang (PUB) Indomaret Peduli Komunitas Adat Terpencil diselenggarakan oleh Panitia Indomaret Peduli 2017 dengan Nomor Izin Kemensos RI 788/HUK-PS/2017. Penggalangan dana donasi pelanggan Indomaret dilaksanakan di seluruh gerai Indomaret pada 1 Agustus- 31 Oktober 2017. Dana hasil PUB yang didistribusi ke lokasi KAT sebesar Rp2,1 miliar.
Baca Juga: Kepala Biro Perencanaan Kemensos Terima Top 10 Inagara Award 2018
Dana tersebut telah disalurkan melalui yayasan yang ditunjuk oleh pemerintah daerah kabupaten setempat untuk melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana di tiga titik lokasi KAT. Sarana dan prasarana yang dibangun di setiap lokasi KAT meliputi air bersih, drainase dan balai sosial.