Suara.com - Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPKK) merupakan pihak yang menolak digelarnya Syiar dan Silahturahmi Kekhalifahan Islam se-Dunia 1440 H. Salah satu alasannya karena Masjid Akbar Kemayoran dibangun untuk tempay ibadah.
Wakil Dewan Pengurus Masjid Akbar Kemayoran, H. Nuh mengatakan PPKK menyampaikan bahwasannya Masjid Akbar Kemayoran didirkan sebagai fasilitas peribadatan umat muslim tanpa memandang golongan atau aliran. Pengurus Masjid Akbar Kemayoran tidak memberikan izin acara yang mengatasnamakan satu aliran atau golongan terntentu.
"Mesjid ini mesjid PPKK, kami pengurus melaksanakan apa yang telah diamanahkan oleh direksi PPKK," kata H. Nuh saat dihubungi Suara.com, Kamis (15/11/2018).
Selain itu, kata H. Nuh penolakan tersebut juga dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya konflik. Terlebih menurutnya acara tersebut erat dikaitkan oleh sekolompok masyarakat dengan organisasi terlarang yang kekinian telah dibubarkan oleh pemerintah yakni Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI.
Baca Juga: Cegah Konflik, Masjid Kemayoran Tolak Acara Kekhalifahan Islam
Atas dasar pertimbangan tersebut, maka kata H. Nuh untuk menjaga kedamaian dan kesejukan jamaah Masjid Akbar Agung acara tersebut ditolak karena dikhawatirkan akan menimbulkan keresahan. Terlebih kabar acara tersebut, juga telah ramai diperbincangkan oleh masyarakat.
"Kita lebih mengutamakan perdamaian, ketenangan, kesejukan di lingkungan Masjid Akbar khususnya Kemayoran pada umumnya, apa lagi sekarang sudah memasuki tahun politik yang rawan terjadinya konflik," imbuhnya.
Untuk diketahui, sebelumnya tersiar kabar kalau acara Syiar dan Silahturahmi Kekhalifahan Islam se- Dunia 1440 H akan digelar di Masjid Akbar, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu dan Minggu (17-18/11/2018).
Setelah sebelumnya Kepolisian Resor Bogor tidak memberikan izin acara Syiar dan Silaturahmi Kekhalifahan Islam se-Dunia 1440 H digelar di Az Zikra, Sentul, Kabupaten Bogor.
Baca Juga: 1.000 Polisi - Tentara Turun Cegah Kekhalifahan Islam di Az Zikra