Suara.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional pasangan Joko Widodo atau Jokowi – Ma’ruf Amin, Hasto Kristyanto berharap pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto – Samdiaga Uno tidak mengulang menyampaikan permintaan maaf ke publik. Hasto menyebut permintaan maaf pasangan Prabowo - Sandiaga sudah dilakukan sebanyak tiga kali.
"Apa yang terjadi dengan permintaan maaf yang dilakukan berulang kali oleh pak Prabowo dan Pak Sandi sebaiknya jangan terjadi lagi dengan memanfaatkan karakter dan kultur rakyat Indonesia yang pemaaf," ujar Hasto di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/11/2018).
Menurut Hasto, permohonan maaf kali ketiga yang dilakukan pasangan Prabowo -Sandiaga, seharusnya dijadikan ajang memperbaiki diri, bukanlah saling menyerang. Ia pun berharap, kampanye pada Pemilu 2019 bisa dijadikan sebagai adu gagasan dan program.
"Tetapi itu betul-betul harus jadi momentum otokritik agar kampanye ini bukan saling serang. Tapi kampanye ini menyampaikan gagasan, adu rekam jejak dan program kepentingan bangsa dan negara," kata dia.
Baca Juga: Hoaks Foto Bugil, Tsamara: Jatuhkan Grace dengan Isu Seksual
Lebih lanjut, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu menyebut seorang pemimpin seharusnya memiliki tanggung jawab dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan.
"Pemimpin kalau kita melihat dari berbagai nilai nilai yang hidup di masyarakat kita, pemimpin itu visioner, pemimpin itu melayani, pemimpin itu desainer, pemimpin itu punya tanggung jawab, pemimpin itu tidak grusa grusu, tidak sebentar sebentar minta maaf," tandasnya.
Untuk diketahui, pasangan Prabowo-Sandiaga sudah menyampaikan permohonan maaf kepada publik sebanyak tiga kali selama masa kampanye Pilpres.
Pertama kali, Prabowo Subianto meminta maaf terkait kasus hoaks Ratna Sarumpet. Kedua Prabowo kembali meminta maaf kepada warga Boyolali terkait pernyataan tampang Boyolali.
Dan baru-baru ini, Sandiaga Uno meminta maaf melangkahi makam pendiri Nahdlatul Ulama Kiai Haji Bisri Syamsuri di Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
Baca Juga: Belanja Infrastruktur Indonesia Tertinggal Jauh dari Hong Kong