Suara.com - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Dicky Saromi mengatakan tingginya curah hujan di Jawa Barat berpotensi terhadap terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di Jawa Barat. Hampir seluruh daerah di Jawa Barat berpotensi mengalami tanah longsor.
Dari 27 kabupaten/kota, hanya dua daerah saja yang tidak berpotensi alami tanah longsor, yakni Depok dan Bekasi. Dicky mengatakan terjadinya bencana banjir dan longsor memang tidak hanya disebabkan oleh turunnya hujan saja.
Disamping itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan banjir dan longsor berpotensi lebih besar terjadi di Jawa Barat.
"Jawa Barat itu hampir 70 persen rawan longsor," ujar Dicky saat ditemui wartawan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/11/2018).
Baca Juga: Takut Kebanjiran, 15 Rumah di Bantaran Kali Item Digusur
Di antara faktor yang mempengaruhi terjadinya banjir dan longsor terjadi akibat kurangnya serapan air di kawasan hutan di Jawa Barat. Berdasarkan catatan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Jawa Barat, penurunan daya dukung lingkungan memberikan andil yang cukup besar terhadap terjadinya bencana banjir dan longsor.
Sebaran penumpukan sampah, rusaknya kondisi hutan, hingga semakin menyempitnya luas hutan eksisting sebagai penyangga Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadikan Jawa barat sangat rawan terkena bencana dikala musim hujan datang.
Ada sekitar 15 titik daerah yang berpotensi rawan longsor di wilayah Jawa Barat. Mayoritas daerah itu berada di bagian tengah dan selatan Jawa Barat. Sebaran potensi rawan tanah longsor itu berada di 25 provinsi dengan total luas wilayah mencapai 1.087.339 hektar.
"Kalau yang berpotensi terjadinya bencana banjir itu di wilayah utara, karena dilalui 21 DAS juga daerahnya merupakan dataran," tukasnya.
Makanya, kata dia, bencana banjir dan longsor menjadi tanggung jawab bersama dan perlu adanya komitmen bersama untuk melakukan pembenahan pengelolaan tata ruang wilayah dan yang lainnya.
Baca Juga: Jenazah Lili Diantar Pakai Rakit ke Liang Lahat karena Banjir
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, mencatat terdapat 23 kejadian banjir dan 60 kali longsor di sekitaran daerah Jawa Barat bagian tengah dan selatan. Peristiwa tanah longsor dan banjir itu terjadi sejak 1 November hingga 13 November 2018.
Status Jawa Barat kini dalam taraf siaga darurat banjir dan longsor. Hal itu sesuai SK Gubernur Jawa Barat Nomor 363/Kep. 1211-bpbd/2018. Penetapan status itu dimulai sejak 1 November 2018 hingga 31 Mei 2019.
"Kita memprediksi puncak musim hujan terjadi pada Januari, Maret hingga April tahun depan," ujar Dicky.
Beberapa daerah yang sudah terkena banjir juga tanah longsor di antaranya di daerah Tasikmalaya dan Pangandaran. Berdasarkan data BPBD, tercatat 6 orang meninggal dunia akibat ambruknya jembatan penghubung di daerah Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. Jembatan itu hancur usai diterjang banjir bandang.
Menurutnya, potensi bencana tanah longsor di wilayah Jawa barat mencapai 70 persen dari total keseluruhan wilayah Jawa Barat. Dari 27 Kota/Kabupaten, hanya dua wilayah saja yang tidak berpotensi longsor, yakni Bekasi dan Depok.
"Kalau kita lihat curah hujan itu tinggi di bagian tengah dan selatan. Dan longsor juga terjadi kebanyakan terjadi di daerah tengah dan selatan. Kalau banjir itu potensinya di Utara karena wilayahnya datar dan dilalui 21 DAS," tukasnya.
Kontributor : Aminuddin