Suara.com - Habib Rizieq Shihab, pentolan FPI yang kekinian di Arab Saudi, berada di peringkat akhir sebagai ulama yang paling didengar imbauannya oleh masyarakat.
Hal tersebut terjadi setelah Habib Rizieq lama tinggal di Mekah, Arab Saudi. Ia berada di sana sejak ditetapkan sebagai tersangka kasus pornografi oleh Polda Metro Jaya. Kekinian, kasusnya telah dihentikan.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei tersebut. Dari 1200 responden, hanya 17 persen yang masih mengikuti imbauan Habib Rizieq.
Meskipun responden yang pernah mendengar namanya mencapai 53,4 persen dan yang menyukai sosok Habib Rizieq sebesar 52,9 persen, Habib Rizieq tetap rendah daripada ulama lainnya.
Baca Juga: Soal Ucapan Buta dan Budek, Ma'ruf Amin Dilaporkan ke Bawaslu
"Sejak ke Arab Saudi dalam waktu yang lama dan dicitrakan berkasus hukum, pengaruh Habib Rizieq Shihab berkurang signifikan," kata peneliti LSI Denny JA Ikrama Masloman di kantor LSI, Rawamangun, Jawa Timur, Rabu (14/11/2018).
Sedangkan yang menduduki peringkat pertama ialah Ustaz Abdul Somad. Dari 1200 responden, sebanyak 82,5 persen menyukai sosok Ustaz Abdul Somad. Selain itu, sebanyak 30,2 persen responden mengikuti imbauannya.
Posisi kedua ditempati oleh Ustaz Arifin Ilham. Sebanyak 25,9 persen responden mau mengikuti imbauannya.
Meskipun hanya 41,2 persen responden yang pernah mendengar namanya, namun sebanyak 84,4 persen menyukai sosok Ustaz Arifin Ilham.
Peringkat ketiga ada nama Ustaz Yusuf Mansur. Responden yang menyukai sosok ustaz tersebut sebanyak 84,9 persen. Dari 1200 responden, sebesar 24,9 persen mau mengikuti imbauan dalam setiap ceramahnya.
Baca Juga: Ingatkan Jakmania, Riko: Dukung Timnas Indonesia, Bukan Persija!
Posisi keempat ditempati Ustaz tersohor asal kota Bandung, Abdullah Gymnastiar atau akrab disapa Aa Gym.
Meskipun responden yang pernah mendengar namanya sebanyak 69,3 persen, sebanyak 79,7 persen responden menyukai sosoknya. Adapun sebesar 23,5 persen responden yang mengikuti apapun imbauannya.
Survei tersebut dilakukan sejak 10 Oktober hingga 19 Oktober 2018. Metode yang digunakan dalam survei ialah multistage random sampling dengan responden 1.200 responden.
Cara pengumpulan data untuk survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dan menggunakan kuesioner. Kesalahan dalam survei diklaim sebesar kurang lebih 2,8 persen.