Ke Sekolah Adik, Kak Yanitra Tewas Tertimpa Tembok Beton 2 Meter

Rabu, 14 November 2018 | 11:28 WIB
Ke Sekolah Adik, Kak Yanitra Tewas Tertimpa Tembok Beton 2 Meter
Ilustrasi mayat perempuan (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang perempuan Yanitra Octavizolli tewas tertimpa tembok beton setinggi 2 meter. Yanitra Octavizolli tewas setelah mengantar adiknya sekolah ke SD Negeri 141 Kota Pekanbaru.

Kejadian itu, Rabu (14/11/2018) pukul 07.00 WIB. Kepala Polresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto menjelaskan bahwa insiden memilukan tersebut terjadi tidak di sekolah Yanitra Octavizolli mengenyam pendidikan melainkan terjadi ketika korban sedang mengantar adiknya yang masih duduk di sekolah dasar di SD Negeri 141 Kota Pekanbaru.

Insiden robohnya tembok sekolah tersebut terjadi saat perempuan 17 tahun itu sedang mengantarkan adiknya bernama Rasyad Agus Triono (11) ke SD Negeri 141 yang beralamat di Jalan Abidin, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru.

"Tiba-tiba pagar SDN 141 roboh hingga meninmpa keduanya. Korban Yanitra meninggal dunia dalam insiden itu sementara adiknya berhasil diselamatkan," tambahnya di lokasi kejadian.

Baca Juga: 5 Korban Gempa Tewas Kecelakaan Saat Pulang dari Pengungsian

Ia menerangkan insiden ini turut menyebabkan seorang siswa SD Negeri 141 yang saat itu hendak masuk ke pagar sekolah turut menjadi korban. Siswa kelas V bernama William Malaeki (7) mengalami luka parah dan hingga kini masih dalam keadaan kritis.

"Korban William masih dirawat di rumah sakit Syafira Pekanbaru," lanjutnya.

Dari penelusuran di tempat kejadian perkara, sejumlah warga menyebutkan bahwa insiden robohnya tembok tersebut terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.

"Jam itu merupakan jam sibuk karena begitu banyak orang tua atau pengantar anak untuk masuk sekolah," kata salah seorang warga yang mengaku akrab disapa Mama Arif.

Perempuan yang keseharian berjualan persis di depan tembok itu mengatakan kejadian tersebut berlangsung begitu cepat. Bahkan dirinya mengaku terkejut ketika pagar sepanjang enam meter dengan tinggi sekitar dua meter itu tiba-tiba ambruk dan mengeluarkan dentuman keras.

Baca Juga: Nurdin, Nelayan Aceh Tewas Tenggelam saat Ditangkap di Myanmar

"Setelah pagar roboh, saya langsung melihat darah mengalir dari balik tembok. Kami semua sudah berusaha membantu korban namun tak sanggup mengangkat tembok itu. Baru beberapa menit kemudian tiba bantuan dari Damkar dan Polisi," tambahnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI