2.513 Siswa BLK Semarang Dapat Sertifikat Kompetensi Kerja

Rabu, 14 November 2018 | 10:44 WIB
2.513 Siswa BLK Semarang Dapat Sertifikat Kompetensi Kerja
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M. Hanif Dhakiri, saat memberikan arahan pada acara Sinergi Youth Career Fest, di BBPLK Semarang, Selasa (13/11/2018). (Dok: Kemnaker)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M. Hanif Dhakiri, memberikan sertifikat kompetensi kepada 2.513 lulusan Balai Besar Pengembangan Pelatihan Kerja (BBPLK) Semarang, Jawa Tengah. Sebanyak 200 sertifikat pelatihan soft skill juga diberikan kepada pemuda difabel dan rentan, yang merupakan hasil kerja sama BBPLK Semarang, BLK Surakarta, bersama dengan Sinergi Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika (USAID).

"Sertifikat kompetensi di bidang pelatihan vokasi ini merupakan wujud pengakuan bahwa lulusan BLK sudah kompeten di bidang yang mereka pelajari. Ini akan menjadi bekal memasuki dunia kerja," kata Hanif, saat memberikan arahan pada acara Sinergi Youth Career Fest, di BBPLK Semarang, Selasa (13/11/2018).

Hanif mengatakan, penyerahan sertifikat kompetensi dan sertifikat soft skill ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong dunia industri, supaya dapat mengoptimalkan penyerapan lulusan pelatihan vokasi yang telah terbukti kompeten dan siap bekerja.

"Pelatihan vokasi atau pelatihan kerja di BLK sangat penting, karena didasarkan pada demand driven, kebutuhan pasar kerja dan dunia industri," kata Hanif.

Baca Juga: Kemnaker Apresiasi Dukungan Swasta dalam Program Magang ke Jepang

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M. Hanif Dhakiri, saat memberikan arahan pada acara Sinergi Youth Career Fest, di BBPLK Semarang, Selasa (13/11/2018). (Dok: Kemnaker)
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M. Hanif Dhakiri, saat memberikan arahan pada acara Sinergi Youth Career Fest, di BBPLK Semarang, Selasa (13/11/2018). (Dok: Kemnaker)

Pelatihan vokasi, lanjutnya, menjadi terobosan di tengah sistem pendidikan formal yang membutuhkan waktu panjang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat partisipasi angkatan kerja naik menjadi 67,26 persen (Agustus 2018), atau mengalami peningkatan jika dibandingkan Agustus 2017, yaitu 66,67 persen.

Hal ini diiringi dengan turunnya tingkat pengangguran menjadi 5,34 persen (Agustus 2018), dan kenaikan jumlah angkatan kerja yang bekerja menjadi 124,01 juta orang (Agustus 2018).

"Untuk dapat bersaing dalam dunia kerja, diperlukan penguatan percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui penguatan akses dan mutu pelatihan kerja. Ini penting dan mendesak untuk dilakukan," ucap Hanif.

Keterlibatan dunia usaha menjadi sangat penting, karena pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri.

"Harus ada keterlibatan swasta dalam pelatihan vokasi, misalnya dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihannya, pengembangan kurikulum dan materi pelatihan, sehingga lembaga pelatihan dalam menyelenggarakan program pelatihan sesuai dengan kebutuhan," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur USAID, Thomas Crehan, mengungkapkan, pihaknya bangga dapat ikut serta dalam upaya pembangunan ketenagakerjaan yang inklusif di Jawa Tengah, dan Indonesia pada umumnya.

"Kami senang dapat memberikan akses pelatihan berkualitas kepada kaum muda yang kurang mampu secara ekonomi dan rentan," kata Crehan.

Pada kesempatan ini akan dilakukan pula penandatanganan MoU antara Ditjen Binalattas, Kemnaker RI, dengan The Welding Institute of United Kingdom, yang fokus pada kerja sama pelatihan dan sertifikasi las kelas dunia.

Selain itu, untuk memeriahkan kegiatan ini, BBPLK Semarang bekerja sama dengan Sinergi USAID menyelenggarakan kegiatan pendukung, yaitu Youth Career Fest yang meliputi Job Fair, Dialog Interaktif, Kelas Edukasi, Pameran, Stand Up Comedy , dan kegiatan lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI