Suara.com - Petugas Satuan Pelaksana Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat wajib bersiaga saat memasuki musim penghujan guna mengantisipasi agar sampah tidak menumpuk di Pintu Air Manggarai.
Ketua Satuan Pelaksana UPK Badan Air Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat Rohmat mengatakan petugas pintu air yang berada di aliran Sungai Ciliwung selalu memantau termasuk penjaga Pintu Air Manggarai selama 24 jam.
"Kewajiban kami di sini, memantau arus air apa terhambat, ada peningkatan atau aktifitas airnya seperti apa kami harus bersiaga dan mengabarkan perkembangannya," kata Rohmat di Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Pintu air Manggarai yang menjadi pintu air terakhir sebelum aliran sungai Ciliwung terpecah ke danau Istiqlal dan Kanal Barat, lanjut Rohmat seakan menjadi pusat kontrol terakhir aliran air sungai Ciliwung dari hulu ke hilir di Teluk Jakarta.
Baca Juga: TV Hingga Kulkas Bekas Tiap Hari Nyangkut di Pintu Air Manggarai
Sebagai tempat terakhir sebelum percabangan sungai Ciliwung, bukan hanya air dari kawasan hulu yang datang, namun juga berbagai macam sampah seperti batang pohon, plastik, styrofoam, kasur bahkan hingga kulkas turut terbawa derasnya debit air kala cuaca sedang hujan.
Akhirnya, Rohmat dan timnya harus rela kerja "lembur" untuk membersihkan sampah tersebut demi aliran air yang bisa lancar tidak terhambat sampah yang menggunung seperti ketika hujan mengguyur Jabodetabek Minggu malam yang membawa tumpukan sampah ratusan ton.
"Saya tidak mengerti bagaimana sampah-sampah itu bisa sampai ada di sungai. Jika sudah begitu, kami harus siaga di sini mengangkat sampah hingga air tidak terganggu oleh tumpukan sampah," ucap Rohmat.
Selasa (13/11/2018), proses pengangkutan sampah, terdapat ratusan ton sampah Kali Ciliwung tiba di Pintu Air Manggarai Jakarta Pusat usai hujan deras melanda Jabodetabek pada Minggu petang (11/11/2018).
Kendati demikian, Rohmat menyatakan hal tersebut menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi dia dan timnya, karena sedikit banyak membantu mengurangi resiko banjir di Jakarta walau banyak kendala yang dihadapinya.
Baca Juga: Dikeruk Pagi hingga Malam, Sampah Pintu Air Manggarai Berkurang
Salah satu kendalanya adalah alat berat dapat beroperasi memiliki lengan pengeduk yang panjangnya terbatas dan tidak bisa menjangkau ke bagian tengah sungai.